Kementerian ESDM: B40 Tersalurkan 1,4 Juta Kiloliter hingga 18 Februari 2025

23 Februari 2025 15:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelepasan uji jalan B40 di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (27/7/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelepasan uji jalan B40 di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (27/7/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM mencatat program mandatori pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel sebesar 40 persen ke dalam 60 persen BBM jenis Minyak Solar (B40) menunjukkan perkembangan positif sejak berlaku 1 Januari 2025.
ADVERTISEMENT
Program B40 telah mencapai realisasi penyaluran yang signifikan. Hingga 18 Februari 2025, penyaluran domestik telah mencapai 1.473.764 kiloliter (kl) atau 9,4 persen dari total alokasi nasional sebesar 15.616.586 kl.
Dari jumlah tersebut, 767.283 kl berasal dari penyaluran subsidi (public service obligation/PSO) atau 10,6 persen dari total alokasi PSO sebesar 7.554.000 kl dan 706.481 kl dari penyaluran non-PSO atau 8,8 persen dari total alokasi non-PSO sebesar 8.062.586 kl.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan pemerintah memastikan seluruh aspek pelaksanaan, termasuk pengawasan dan monitoring, tetap berjalan dengan maksimal agar manfaat program ini dapat dirasakan oleh berbagai pihak.
Eniya memastikan pemerintah aktif melibatkan para stakeholder, salah satunya Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) untuk mendukung pendanaan dalam pengawasan program B40.
ADVERTISEMENT
"Kami terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholder agar implementasi dan pengawasan B40 berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Untuk pencapaian target penyaluran yang telah ditetapkan, kegiatan pengawasan dan monitoring akan tetap dilaksanakan secara maksimal," kata Eniya melalui keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (23/2).
Saat ini, sebanyak 79 dari 88 titik serah (Terminal Bahan Bakar Minyak/TBBM) telah menyalurkan campuran B40. Satu titik serah masih dalam tahap peningkatan fasilitas agar dapat mendukung implementasi penuh, sementara delapan titik serah lainnya sedang dalam tahap persiapan.
Untuk memastikan transisi berjalan lancar, pemerintah memberikan relaksasi penyaluran B35 bagi titik serah yang masih menyesuaikan sarana dan prasarana hingga 28 Februari 2025.

Dampak Implementasi B40

Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Eniya Listiani di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
Pada 2025, Kementerian ESDM menetapkan total alokasi biodiesel sebesar 15,6 juta kl yang terdiri dari 7,55 juta kL untuk PSO dan 8,07 juta kl untuk non-PSO. Program ini didukung oleh 24 Badan Usaha BBN yang akan menyalurkan biodiesel, 2 Badan Usaha BBM yang akan mendistribusikan B40 untuk PSO dan non-PSO, serta 28 Badan Usaha BBM yang akan menyalurkan B40 khusus untuk non-PSO.
ADVERTISEMENT
Dengan total alokasi penyaluran biodiesel sebesar 15,6 juta kl, program mandatori B40 pada tahun 2025 diperkirakan akan memberikan beberapa manfaat. Pertama, penghematan devisa diperkirakan sebesar USD 9,33 miliar atau Rp 147,5 triliun.
Kemudian, peningkatan nilai tambah CPO menjadi biodiesel sebesar Rp 20,90 triliun, penyerapan tenaga kerja lebih dari 14 ribu orang (off-farm) dan 1,95 juta orang (on-farm), serta pengurangan emisi sebesar 41,46 juta ton CO2e.
Selain manfaat tersebut, lanjut Eniya, program B40 juga memberikan dampak positif bagi petani kelapa sawit. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (Sipasbun), harga Tandan Buah Segar (TBS) terus meningkat.
Pada Januari 2025, harga TBS mencapai Rp 2.606/kg, naik 36 persen dibandingkan Januari 2024 sebesar Rp 1.911/kg. Sementara itu, harga TBS Februari 2025 tercatat Rp2.880/kg, meningkat 62 persen dari harga Februari 2024. pada level Rp 1.775/kg.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 2015, melalui penahapan mandatori pemanfaatan BBN, implementasi pencampuran biodiesel dalam biosolar di Indonesia terus digenjot menjadi 20 persen (B20) mulai tahun 2016, 30 persen (B30) mulai tahun 2020 hingga 35 persen (B35) mulai Februari 2023, dan saat ini sejak Januari 2025 mencapai 40 persen atau B40, menjadi pencapaian tertinggi di dunia.