Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kementerian ESDM Belum Berencana Pangkas Produksi Nikel di 2025
26 Desember 2024 13:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, memastikan belum ada pembahasan apa pun terkait rencana pemangkasan produksi nikel tahun depan.
"Sampai sekarang belum ada pembahasan tersebut," ungkap Tri saat dihubungi kumparan, Kamis (26/12).
Tri menegaskan alih-alih memangkas produksi nikel, pemerintah masih akan memantau lebih lanjut kepatuhan perusahaan melaksanakan target produksi sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran dan Belanja (RKAB).
"Kalau tujuannya pemangkasan belum ya, tapi kami memang akan melakukan evaluasi kepatuhan kewajibannya (perusahaan)," ujar Tri.
Dihubungi terpisah, Direktur Pembinaan Program Minerba Kementerian ESDM, Julian Ambassadur Shiddiq, juga menyebutkan pemerintah belum mau memangkas produksi nikel tahun depan.
"Sampai sekarang belum ada kebijakan apa pun yang ditetapkan terkait rencana produksi nikel," kata Julian.
ADVERTISEMENT
Rencana pemangkasan produksi nikel di Indonesia dikabarkan oleh Bloomber News. Dikutip Kamis (26/12), pemangkasan besar-besaran terhadap kuota produksi nikel pada tahun 2025 mendatang sebagai upaya mendongkrak harga yang sedang merosot.
Kementerian ESDM berencana menurunkan jumlah bijih nikel yang boleh ditambang tahun depan menjadi 150 juta ton, kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya karena pembahasannya bersifat tertutup.
Berdasarkan catatan kumparan, Kementerian ESDM menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) produksi nikel tahun 2024 sebesar 240 juta ton. Dengan begitu, rencana produksi nikel tahun depan merosot sekitar 37,5 persen.
Tercatat, harga logam yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik dan untuk membuat baja tahan karat tersebut anjlok hingga 45 persen pada tahun 2023 dan masih belum kunjung pulih tahun ini.
ADVERTISEMENT
Pada penutupan perdagangan Senin (23/12), harga nikel berdasarkan situs tradingeconomics berada di level USD 15.430 per ton. Dalam setahun ke belakang, harga nikel turun sekitar 5 persen.
Sinyal evaluasi produksi nikel di Indonesia sebelumnya juga sempat dibeberkan oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. Dia mengakui salah satu penyebab jatuhnya harga bijih nikel disebabkan kelebihan pasokan, terutama di Indonesia yang menjadi produsen utama nikel dunia.
Cadangan nikel di Indonesia mencapai 21 juta ton atau 24 persen dari total cadangan dunia. Pada 2023, volume produksi nikel di Indonesia mencapai 1,8 juta metrik ton, menempati peringkat pertama dengan kontribusi 50 persen dari total produksi nikel global.
Yuliot menegaskan, masalah kelebihan pasokan nikel di Indonesia akan dievaluasi kembali oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba).
ADVERTISEMENT