Kementerian ESDM Bicara soal Pertalite Lenyap, Diganti Pertamax Green 92 di 2026

15 September 2023 14:39 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji di Gedung DPR, Selasa (4/4/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji di Gedung DPR, Selasa (4/4/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan rencana meningkatkan kualitas beberapa produk BBM PT Pertamina (Persero) dengan tujuan menurunkan emisi karbon yang mencemari udara.
ADVERTISEMENT
Salah satu upayanya dengan meningkatkan kadar oktan (RON) Pertalite dari 90 menjadi 92 dengan campuran bioetanol 7 persen (E7). Seperti yang telah dicanangkan oleh Pertamina, nama produk tersebut yaitu Pertamax Green 92.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji, menjelaskan ada beberapa tahapan pengkajian untuk mengevaluasi produk BBM mulai tahun 2024. Untuk Pertamax Green 92 baru akan diluncurkan tahun 2026.
"(Pertamax Green 92) Itu masih tahun 2026, itu masih lama ya skala besarnya," ungkap Tutuka saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (15/9).
Tutuka menjelaskan saat ini belum ada keputusan apakah Pertalite masih dijual di tahun depan karena masih dalam perhitungan dampaknya kep ekonomi. Di sisi lain, masih dikaji pula terkait campuran bioetanolnya.
ADVERTISEMENT
"Itu kan kita bisa harus dilihat dari daya beli masyarakat, kondisi sosial dampak dampak sekarang ini masih teknis belum meluas itu ya," tegas Tutuka.
"Bisnisnya harus jelas produknya apa, Pertamina juga mencampur-campur tadi yang Pertamax Green 95 itu kan RON 92 dan 98 ditambah etanol sekarang dicoba-coba begitu," lanjutnya.
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
Tutuka juga membeberkan akan ada kenaikan campuran bioetanol untuk Pertamax Green 95 yang baru saja diluncurkan secara terbatas, dari awalnya 5 persen (E5) menjadi 8 persen (E8) mulai tahun 2024.
Menurutnya, salah satu parameter dalam program evaluasi BBM melalui Program Langit Biru adalah penurunan kadar sulfur. Dia memastikan, hasil dari peningkatan campuran bioetanol efektif mengurangi emisi SOx dan NOx dari pembakaran BBM.
ADVERTISEMENT
"Tahapannya setelah 2024 itu akan dimulai, kalau itu sudah berhasil dari berbagai segi memang betul penurunan emisinya seperti yang direncanakan, kita masih pakai estimasi penurunan sekian-sekian," jelasnya.
Selain konversi Pertalite menjadi Pertamax Green 92, Tutuka juga sempat mengungkapkan ada rencana konversi biosolar, yang merupakan BBM bersubsidi campuran biodiesel, menjadi Dexlite.
"Awal tahun (depan) itu Pertamax Green 95 yang jadi E8, kemudian nanti ke konversi Biosolar ke Dexlite, konversi Pertalite ke Pertamax, ya tahun-tahun berikutnya masih dikaji, tapi kurang lebih ada tujuannya untuk mengurangi pencemaran," tutur Tutuka.
Wacana penghapusan Pertalite tahun depan sebelumnya muncul dari Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Dia mengatakan telah melakukan kajian internal mengenai penghapusan Pertalite digantikan dengan Pertamax Green 92 tahun 2024. Rencana itu masih tahap usulan.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu tahun 2024 mohon dukungannya juga kami akan mengeluarkan lagi yang kita sebut Pertamax Green 92. Sebetulnya ini Pertalite kita campur dengan etanol, naik oktannya dari 90 ke 92," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (30/8).
Secara rinci, tiga produk yang akan dipasarkan Pertamina adalah Pertamax Green 92 dengan mencampur RON 90 dengan 7 persen etanol yang disebut E7, kedua Pertamax Green 95 mencampur Pertamax dengan 8 persen etanol jadi E8, dan Pertamax Turbo.
"Jadi ada dua green gasoline, green energy, low carbon yang akan menjadi produk dari Pertamina," katanya.
Nicke mengatakan langkah tersebut merupakan lanjutan dari Program Langit Biru. Sebelumnya, Pertamina mengeluarkan kebijakan dengan menghapus BBM Premium RON 88 dan mengeluarkan Pertalite dengan RON 90.
ADVERTISEMENT