Kementerian ESDM: Kebijakan Donald Trump Bakal Pro Energi Fosil

10 Desember 2024 18:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menyampaikan pidato kemenangan Pemilu AS 2024 di Palm Beach County Convention Center, West Palm Beach, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). Foto: Jim Watson/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menyampaikan pidato kemenangan Pemilu AS 2024 di Palm Beach County Convention Center, West Palm Beach, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). Foto: Jim Watson/AFP
ADVERTISEMENT
Kebijakan energi Amerika Serikat berpotensi mengalami perubahan signifikan dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Hal ini terlihat dari penunjukan Chris White, sosok yang pro-energi fosil, sebagai Menteri Energi.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengatakan kebijakan Trump yang pro energi fosil akan mempengaruhi dinamika transisi energi global yang selama ini bergantung pada mineral kritis seperti nikel dan tembaga.
"Donald Trump kepilih. Kemudian yang paling dekat adalah Menteri Energinya, Chris White. Yang utamanya ini orang yang pro energi fosil," kata Tri dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (10/12).
Tri memproyeksikan kebijakan pro-fosil ini akan berdampak pada transisi energi global yang sebelumnya dideklarasikan dalam COP26.
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
"Apabila Trump cenderung mendukung energi fosil, maka ke depan yang pertama, transisi energi yang sudah dideklarasikan pertama kali di COP26 itu ya paling enggak tidak ada pergerakan yang berarti. Mungkin ya. Itu yang pertama. Yang kedua, batubara akan tetap digunakan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Tri menyebut pengembangan teknologi berbasis energi hijau seperti kendaraan listrik (EV) kemungkinan tidak akan tumbuh secara eksponensial dalam empat tahun mendatang.
"Apabila itu dua double ini, maka transisi energi kurang begitu ini, maka EV baterai dan lain sebagainya itu tidak akan eksponensial dalam 4 tahun ini paling enggak," kata dia.