news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kementerian ESDM Mulai Data Proyek EBT yang Bisa Didanai Danantara

11 Maret 2025 13:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal (Dirjen) EBTKE, Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengungkap dua PLTA tersebut adalah PLTA Jatigede di Jawa Barat 2 dan PLTA Asahan 2 di Sumatera Utara saat ditemui di Menara Global, Jakarta Selatan pada Kamis (16/1). Foto: Argya Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal (Dirjen) EBTKE, Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengungkap dua PLTA tersebut adalah PLTA Jatigede di Jawa Barat 2 dan PLTA Asahan 2 di Sumatera Utara saat ditemui di Menara Global, Jakarta Selatan pada Kamis (16/1). Foto: Argya Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM mulai mengkaji proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT) yang bisa didanai Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, mengatakan proyek EBT masih diidentifikasi, karena pemerintah mengutamakan proyek minyak dan gas bumi (migas) terlebih dahulu.
"Kita masih mengidentifikasi apa yang mau diusulkan, jadi khusus untuk EBT kemarin arahan dari Pak Menteri (ESDM) mungkin ya artinya gelombang kedua," ungkap Eniya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Selasa (11/3).
Eniya mengungkapkan pemerintah mendahulukan proyek energi fosil, khususnya gas, didanai Danantara untuk mengakomodasi masa transisi energi dan pelaksanaan Rancangan Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang butuh banyak gas.
"Mau diakselerasi di migas dulu, kita kekurangan gas banyak, ini untuk percepatan juga untuk pelaksanaan RUPTL dan masa transisi, gasnya harus banyak," jelas Eniya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Eniya memastikan pengkajian proyek EBT yang bisa didanai Danantara ini tidak akan lama lagi. Sebab, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sudah memberikan arahan beberapa proyek yang akan difokuskan.
Misalnya, Bahlil ingin mempercepat implementasi bioavtur yang pastinya membutuhkan investasi. Kemudian, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT.
Dia menuturkan keputusannya harus melalui pembahasan bersama Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi dan Ketahanan Energi, yang juga dipimpin oleh Bahlil.
"Nanti PLTP juga begitu, lalu PLTA yang gede ada yang misalnya 1 GW, lalu PLTS yang 2 GW segala macam yang misalnya gede-gede itu nanti kita identifikasi dan menunggu arahan dari Satgas," tutur Eniya.
Dalam rapat bersama Presiden Prabowo Subianto pada Senin (3/3) malam di Istana Kepresidenan, Jakarta, Bahlil mengatakan Danantara akan membiayai proyek hilirisasi industri senilai USD 618 miliar tahun ini.
ADVERTISEMENT
Tahap pertama akan ada 21 proyek dengan total investasi sekitar USD 45 miliar, termasuk proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) dan pembangunan kilang minyak berkapasitas 500 ribu barel per hari.
Selain itu, proyek hilirisasi lain untuk tahap pertama adalah pembangunan penampungan minyak mentah untuk Cadangan Penyangga Energi di Pulau Nipah, dan proyek hilirisasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah pada komoditas tembaga, nikel, bauksit, hingga alumina.
"Kemudian di sektor pertanian, sektor perikanan juga masuk tadi termasuk di sektor kehutanan," jelas Bahlil.
Padahal, Prabowo sedari awal mengungkapkan sektor yang akan menjadi fokus investasi Danantara Indonesia pada gelombang pertama, salah satunya adalah pengembangan energi terbarukan.
Proyek tersebut di antaranya hilirisasi mineral, kemudian pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, aquakultur, serta energi terbarukan.
ADVERTISEMENT