Kementerian ESDM Optimistis Target Emisi Karbon Turun 142 Juta Ton Tercapai

13 September 2024 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) on grid Selong kapasitas 7 MWp yang dioperasikan Vena Energy di Kelurahan Geres, Kecamatan Labuhan Haji, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (15/7/2024). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) on grid Selong kapasitas 7 MWp yang dioperasikan Vena Energy di Kelurahan Geres, Kecamatan Labuhan Haji, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (15/7/2024). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor energi sebesar 142 juta ton di tahun 2024 bisa tercapai.
ADVERTISEMENT
Direktur Konservasi Energi EBTKE, Hendra Iswahyudi, mengatakan pemerintah mencanangkan target penurunan emisi karbon di sektor energi sebesar 358 juta ton setara karbon hingga 2030.
Pemerintah, kata dia, mencatat realisasi penurunan emisi karbon sejak tahun 2019 selalu melampaui target. Adapun pada 2023 lalu, realisasinya mencapai 123,2 juta ton setara karbon.
"Pada 2024 ini kita punya tugas menurunkan 142 juta ton karbon. Data sementara ini saya optimis karena juga bisa masuk target, tinggal finalisasi kembali, karena mesti kita validasi kembali tapi kami optimis akan melampaui target," tegasnya saat Forum Tematis Bakohumas di Bandung, Kamis (12/9).
Hendra melanjutkan, ada beberapa aksi mitigasi untuk penurunan emisi karbon di sektor energi, yakni efisiensi energi, energi terbarukan, pembangkit energi bersih, bahan bakar rendah karbon, dan reklamasi tambang.
ADVERTISEMENT
Kontribusi terbesar dari penurunan emisi karbon ini yaitu sektor energi terbarukan sebesar 51 persen melalui pembangunan pembangkit EBT, bahan bakar nabati, dan co firing. Sektor kedua adalah efisiensi energi sebesar 37 persen.
"Penghematan energi efisiensi ini menjadi pilar utama, karena apabila kita menghemat 1 kilowatt per hour (kwh) listrik, ini lebih efektif daripada menghasilkan listrik 1 kwh. Makanya di efisiensi energi ini kita punya target 37 persen dari 358," jelas Hendra.
Hendra melanjutkan, Peraturan Pemerintah (PP) No 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi sudah mengatur terkait manajemen energi pemerintah pusat dan daerah. Nantinya, kata dia, Kementerian/Lembaga akan didorong menciptakan satu manajer energi, termasuk auditor energi yang mampu mengoperasikan gedung dengan efisien.
ADVERTISEMENT
Dia mencontohkan gedung-gedung milik Pemda seperti perkantoran, RSUD, puskesmas, hingga sekolah. Selain itu, dia juga mengimbau PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) mendorong penghematan energi.
"Dia punya kewajiban yang konsumsi energinya setara dengan 6.000 ton setara minyak, termasuk sektor industri yang di atas 4.000 dan transportasi yang di atas 4.000. Ini semua kita bikin sistem pelaporan yang dalam platform digital," tandasnya.