Kementerian ESDM: Seluruh Pengiriman Biodiesel Pakai Spek B35 Mulai Pekan Depan

13 Januari 2023 16:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Dirjen Gatrik Kementerian ESDM Dadan Kusdiana. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plt Dirjen Gatrik Kementerian ESDM Dadan Kusdiana. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM bakal menerapkan kebijakan mencampur bahan bakar minyak (BBM) dengan 35 persen sawit atau program bahan bakar nabati (BBN) B35 mulai 1 Februari 2023. Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan mulai pekan depan pengiriman biodiesel B35 sudah mulai dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Bulan ini kita masih tetap B30. Mulai minggu depan seluruh pengiriman dari biodiesel ini menggunakan spek B35. Jadi Bapak Ibu selaku pengguna nanti tidak perlu khawatir. Kita pastikan kualitas produksi dan penanganan dari mulai transportasi sampai pencampuran penanganan baik secara terus menerus," kata Dadan melalui keterangan tertulis usai acara sosialisasi implementasi B35 dan hasil uji jalan B40, dikutip pada Jumat (13/1).
"Selama kita menaikkan campuran, selalu diikuti dengan peningkatan spek. Kita tekankan motto biodiesel jangan sampai menjadi pengotor,” tambahnya.
Dadan mengatakan implementasi biodiesel yang tengah dilaksanakan oleh pemerintah merupakan program nasional sudah dikoordinasikan dengan para pihak terkait, termasuk Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi. Menurutnya, program itu merupakan upaya bersama untuk mengurangi kebergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi, sekaligus membawa sawit Indonesia menjadi lebih baik dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Program biodiesel ini bukan semata-mata program Kementerian ESDM untuk menggunakannya sebagai bahan bakar, tapi juga bagaimana mendorong sawit di Indonesia dapat memberikan manfaat secara luas untuk perekonomian nasional maupun secara khusus untuk petani," ujar Dadan.
Saat program implementasi biodiesel didesain, kata Dadan, harga Crude Palm Oil (CPO) berada pada kisaran USD 275 per ton dan terus meningkat seiring dengan peningkatan permintaan sawit karena implementasi biodiesel.
“Bagaimana supaya kita bisa angkat harga sawit ini karena harga sawit kan otomatis nanti transfer ke harga TBS (tandan buah segar) sawit di petani. Selain itu, kita masih impor solar meskipun grafiknya makin menurun. Ini menjadi salah satu terobosan dan bukti hasil penelitian dan pengembangan dapat diimplementasikan dan memberikan manfaat yang demikian luas,” ungkap Dadan.
ADVERTISEMENT
TBS adalah buah kelapa sawit setelah dilepas dari tandan, yang kemudian diolah dan diproses menjadi produk utama berupa minyak sawit mentah atau CP dan minyak inti sawit atau PKO. Selain berupaya meningkatkan permintaan terhadap sawit, pemerintah juga mendorong penyebaran pembangunan pabrik pengolahan CPO menjadi biodiesel.
“Sekarang banyak pabrik yang didirikan untuk mengolah CPO menjadi biodiesel, di wilayah Sumatera hingga Sulawesi. Saat ini kami sedang mendorong pembangunan pabrik di Papua untuk mendorong permintaan dan penyebaran di wilayah Papua,” terang Dadan.
Lebih lanjut, Dadan mengungkapkan dengan diberlakukannya B35, Indonesia akan semakin dapat mengendalikan impor solar. Untuk pelaksanaan program B35 pada 2023, ditargetkan penyaluran biodiesel mencapai 13,15 juta kiloliter per tahun atau 226 ribu barel per hari. Penghematan devisa diperkirakan mencapai sekitar USD 10,75 miliar atau setara dengan Rp 161 triliun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.653.974 orang dan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 34,9 juta ton CO2e.
ADVERTISEMENT
“Presiden sudah jelas meminta untuk ini dilaksanakan dari beliau mulai pada saat program B30. Terakhir dalam sidang kabinet tanggal 6 Desember 2022, diputuskan kita lakukan dengan B35. Meskipun kami sebetulnya menyiapkan untuk B40, kami sudah siap kalau nanti diminta untuk menaikkan menjadi B40. Kita sudah tahu spesifikasi yang mana yang akan dipergunakan kecuali nanti tambahan-tambahan infrastruktur yang tetap harus kita lakukan,” kata Dadan.
Sebelum dilaksanakan peningkatan persentase pencampuran biodiesel, telah dilakukan beberapa persiapan teknis untuk memastikan performa penggunaan campuran BBN. Di antaranya pengujian pengaruh penggunaan campuran biodiesel 35 persen terhadap sistem filtrasi mesin diesel, dengan hasil tidak terjadi indikasi pemblokiran filter pada pengujian Filter Blocking Tendency (FBT) maupun pengujian Filter Rig Test. Rekomendasinya tidak ada pengaruh signifikan atas penggunaan B35, di mana telah dilakukan perbaikan pada spesifikasi Biodiesel yang digunakan untuk campuran tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara sebagai persiapan implementasi B40, telah dilaksanakan Uji Jalan (Road Test) B40 yang telah dilaunching pada 27 Juli 2022, sebagai rangkaian akhir dari pengujian. Hasil uji ini digunakan sebagai dasar pertimbangan sebelum implementasi B40. Pada uji jalan B40 ini, dilakukan pengujian pada dua jenis campuran bahan bakar B40 yaitu B30D10 dengan formula campuran 30 persen biodiesel (B100*) ditambah 10 persen diesel nabati/diesel biohidrokarbon/HVO (D100) juga 60 persen minyak solar (B0), dan B40 dengan formula campuran 40 persen Biodiesel (B100*) ditambah 60 persen minyak solar (B0).
“Kami memang melakukan uji B40 ini prinsipnya adalah keterbukaan dan objektif. Kami juga menggunakan pola mekanisme dan SOP yang sudah teruji. Tidak ada contohnya karena kita memang yang paling duluan. Terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam uji B40,” pungkas Dadan.
ADVERTISEMENT