Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kementerian ESDM: Tanpa Hilirisasi, Industri Selalu Bergantung Impor Bahan Baku
13 Oktober 2020 12:14 WIB
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM menekankan terus mendorong hilirisasi. Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan dan Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif, mengatakan hilirisasi bisa mengurangi impor bahan baku.
ADVERTISEMENT
Salah satunya terkait hilirisasi nikel yang terus dilakukan. Sebab, kata Irwandy, hilirisasi yang berkelanjutan juga bisa mendukung kekuatan industri dalam negeri.
"Kalau tanpa hilirisasi di industri di dalam negeri harus selalu bergantung pada impor bahan baku, mudah goyah oleh faktor non teknis," kata Irwandy saat webinar mengenai Masa Depan Hilirisasi Nikel Indonesia, Selasa (13/10).
Faktor non teknis yang dimaksud Irwandy adalah seperti pengaruh dalam bentuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS atau mata uang lainnya. Menurut dia, hilirisasi bisa membuat produk akhir apa yang bisa menembus pasar global.
"Hilirisasi yang dilakukan ini akan meningkatkan kredibilitas dan kehormatan bangsa," ujar Irwandy.
Irwandy menjelaskan tugas hilirisasi nikel di Indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab Kementerian ESDM, tetapi juga harus didukung kementerian atau lembaga lain mulai dari Kementerian Perindustrian hingga BKPM.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan konsep hilirisasi yang dilakukan sebenarnya tidak berhenti ketika mineral diproses menjadi intermediate product atau barang setengah jadi. Tetapi, harus dikembangkan sampai menjadi produk dasar atau pelengkap tahapan paling akhir dalam industri .
"Saya berikan contoh disini dari bijih nikel menjadi FeNi atau konsentrat, lalu diolah lanjut menjadi ni-sulfat dan co-sulfat. Setelah itu diproses lagi menjadi precursor yang menjadi bahan dasar material baterai. Dari bahan dasar baterai inilah dihasilkan baterai jenis lithium-ion battery," ujarnya.