news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kementerian Investasi Beberkan Ada 3 Perusahaan Industri Kaca Bakal Masuk RI

6 Februari 2023 19:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kawasan industri. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kawasan industri. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Indonesia tengah membangun ekosistem industri kaca di dalam negeri. Pasalnya, pasir silika tidak hanya untuk industri panel surya saja, melainkan berpotensi untuk dilakukan hilirisasi pada industri kaca.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengungkapkan bahwa sudah banyak investasi besar untuk kaca dari China dan Korea Selatan pada mobil hingga gedung. Tidak hanya itu, saat ini sudah ada dua perusahaan besar dari China yang mau bernegosiasi mendirikan investasinya di Indonesia.
"Kebutuhan lahan bahkan luas sekali, sampai 20 atau 200 hektare. Luas lah, ini sudah pasti akan masuk ke Indonesia," jelas Nurul kepada awak media di Gedung DPR, Senin (6/2).
Dia menegaskan para investor asing akan berinvestasi di pemanfaatan membuat kacanya. Meski begitu, ia belum bisa membeberkan perusahaan mana saja yang akan berinvestasi di Indonesia.
Lebih lanjut, Nurul kembali menjelaskan akan ada 3 perusahaan besar di dunia yang akan berinvestasi pada industri kaca Indonesia. Salah satunya adalah Xinyi.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi kawasan industri. Foto: Shutter Stock
"3 perusahaan tapi besar, sangat besar. Biasanya kalau di China, kalau dia bilang sudah terbesar di China itu sudah terbesar di seluruh dunia," katanya.
Ia juga beralasan bahwa perusahaan tersebut memiliki kehebatan untuk berinvestasi di Indonesia. Menurutnya China selalu merasa sebagai manufacturing of the world, sehingga mereka akan mencoba untuk menyuplai ke berbagai negara.
"China itu dia merasa manufacturing of the world, kapasitas produksinya besar. Dia akan mencoba menyuplai ke berbagai negara," tutur dia.
Sehingga, apa yang akan dilakukan China di Indonesia tidak hanya untuk Indonesia semata. China juga akan menyuplai untuk kebutuhan global.
"Beda dengan listrik, listrik kan offtaker-nya di kita, listrik kan tidak bisa diekspor. Kalau misal dia mau menyuplai di orang lain, kebutuhan listrik di tempat lain harus diamati dulu dan itu tidak harus disuplai dari Indonesia, karena kalau Indonesia dibutuhkan baru dia menyuplai ke sini," ujar Nurul.
ADVERTISEMENT