Kemhan Membenarkan Tunggak Rp 6 Triliun ke Korsel untuk Proyek Jet Tempur

7 September 2020 10:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jet tempur. Foto: PRAKASH SINGH/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jet tempur. Foto: PRAKASH SINGH/AFP
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertahanan (Kemhan) buka suara terkait pernyataan Korea Selatan yang menyebut Indonesia menunggak 500 miliar won atau sekitar Rp 6,2 triliun untuk proyek jet tempur patungan kedua negara.
ADVERTISEMENT
Proyek tersebut adalah pembuatan jet tempur Korean Fighter Experimental/Indonesia Fighter Experimental atau KF-X/IF-X.
Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Sakti Trenggono, mengatakan proyek tersebut tengah dikaji ulang karena terdampak wabah virus corona.
"Ini program memang sedang dikaji ulang karena COVID saja, sehingga engineer yang dikirim ke sana tertunda," kata Trenggono saat dihubungi kumparan, Senin (7/9).
Disinggung mengenai Indonesia yang belum membayar kewajibannya dalam proyek ini per Agustus 2020 oleh Korea Selatan, Trenggono membenarkannya. Tapi, dia tidak menjelaskan kapan tunggakan itu akan dibayar Indonesia.
"Ya kan 2020 sampai Desember," jawabnya singkat.
Sebelumnya, media Korea Selatan, Yonhap, pada Minggu (6/9), menyebut Indonesia menunggak ratusan juta dolar untuk iuran proyek pengembangan bersama jet tempur. Menurut pejabat setempat, Indonesia awalnya setuju untuk mendanai sebagian biaya pengembangan sebagai mitra.
ADVERTISEMENT
Proyek ini merupakan patungan antara Korea Selatan dengan Indonesia. Indonesia bergabung dengan proyek ini dalam upaya pengadaan pesawat untuk angkatan udaranya dan untuk memajukan industri kedirgantaraan.
Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono. Foto: Dok Humas Kemenhan
Indonesia pun setuju menanggung 20 persen dari biaya pengembangan proyek dengan total 8,8 triliun won (7,3 miliar US Dolar) atau sekitar Rp 107 triliun. Sehingga Indonesia harus membayar sekitar 1,7 triliun won atau sekitar Rp 21 triliun.
Masih ditulis Yonhap, Indonesia gagal membayar sekitar 500 miliar won atau Rp 6,2 triliun yang seharusnya dibayar pada akhir Agustus lalu. Namun pejabat tersebut memahami permasalahan itu dan menyebutkan bahwa Indonesia sudah membayar sebesar 227,2 miliar won atau sekitar Rp 2,8 triliun.
Dalam kesepakatan yang telah dilakukan sejak 2011 lalu, Indonesia harus menyetorkan pembiayaan proyek itu setiap tahun hingga 2026. Berdasarkan laporan VOA, pada 2018 Indonesia juga sempat menunggak 200 juta dolar atau sekitar Rp 3,04 triliun. Terlepas dari masalah keuangan tersebut, proyek KF-X telah berjalan tanpa hambatan.
ADVERTISEMENT
"Sedikit kemajuan telah dicapai dalam hal kerja sama dengan Indonesia terkait proyek KF-X," kata seorang pejabat.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.