Kemnaker Pantau Rencana PHK Karyawan Nissan di Indonesia

1 Agustus 2019 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Kemenaker RI Foto: Jihad Akbar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Kemenaker RI Foto: Jihad Akbar/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengaku tengah mempelajari rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh Nissan Motor Co, melalui anak usahanya Nissan Motor Indonesia (NMI). Perusahaan otomotif yang bermarkas di Jepang itu bakal memangkas 12.500 pekerja di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Persyaratan Kerja Kemnaker Siti Junaedah AR mengatakan, pihaknya sedang mendalami penjelasan dari dua belah pihak, baik perusahaan maupun pekerja.
"Dilihat kenapa, pengurangannya apa, sebabnya, dan jalan keluarnya bagaimana. Sedang kami pelajari," katanya saat ditemui di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).
Pendalaman rencana PHK Nissan dilakukan oleh Kemnaker bersama dengan dinas di daerah sesuai dengan lokasi pabrik Nissan. Ia sendiri belum bisa menjelaskan temuan Kemnaker lantaran masih dalam proses studi.
Ia menuturkan, karyawan yang terkena dampak pemberhentian nantinya diarahkan untuk mengikuti pelatihan pada Balai Latihan Kerja (BLK) Kemnaker sebagaimana korban PHK lainnya. Melalui BLK itu, korban PHK bisa mengasah keterampilan baru sembari mencari pekerjaan lain.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Kemenaker akan bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam menyediakan pelatihan kepada korban PHK.
"Jadi berapa korban PHK lalu didaftar, kami minta dari BPJS Ketenagakerjaan. Lalu BPJS Ketenagakerjaan dan Kemnaker melakukan pelatihan-pelatihan," tuturnya.
Meski demikian, ia mengaku tidak khawatir terhadap gelombang PHK. Sebab, dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi melahirkan kesempatan kerja lain.
"Satu sisi di sini hilang tapi tumbuh lagi di bagian yang lain. Semua dipikirkan untuk mencari peluangnya," katanya.
Untuk diketahui, Nissan Motor berencana melakukan PHK terhadap 12.500 karyawan di seluruh dunia. Angka ini setara 9 persen dari total tenaga kerja Nissan.
Mayoritas karyawan yang terkena program PHK berasal dari lini produksi. Karyawan yang di-PHK termasuk di antaranya berasal dari lini produksi di Indonesia dan India.
ADVERTISEMENT
Keputusan perusahaan otomotif asal Jepang ini ditempuh setelah anjloknya laba operasi pada kuartal II 2019 dan turunnya penjualan di Amerika Serikat (AS). Laba operasi anjlok 98,5 persen, sementara penjualan di AS melemah 3,7 persen pada kuartal II 2019.