Kena Aksi Boikot, Starbucks Bantah Kucurkan Dana untuk Israel

19 Januari 2024 14:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Starbucks. Foto: ArtMediaWorx/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Starbucks. Foto: ArtMediaWorx/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Starbucks Corporation memberi tanggapan mengenai sikap terhadap konflik di Gaza. Kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tersebut telah menutup sebagian tokonya akibat aksi boikot produk Israel.
ADVERTISEMENT
Manajemen Starbucks membantah perusahaan memberikan dukungan finansial kepada Israel atas perang yang terjadi melawan Gaza. Starbucks berdiri sebagai organisasi non-politik.
“Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun,” ujar manajemen Starbucks, dikutip Jumat (19/1).
Starbucks menjunjung tinggi kemanusiaan. Manajemen menyampaikan Starbucks mengutuk kekerasan, hilangnya nyawa orang yang tak berdosa, serta semua ujaran kebencian dan senjata.
“Tidak. Ini sama sekali tidak benar (terkait mengirim keuntungan ke pemerintah Israel dan/atau tentara Israel),” katanya.
Starbucks memutuskan untuk membubarkan gerai di Israel pada tahun 2003 karena tantangan operasional yang dihadapi. Pihaknya akan bekerja sama dengan mitra lokal untuk menilai kelayakan menawarkan merek kepada komunitas tersebut.
Red Cup Day Starbucks. Foto: may numpetch/Shutterstock
"Oleh karena itu, kami akan terus menilai semua peluang berdasarkan hal ini. Saat ini, kami akan terus mengembangkan bisnis kami di Timur Tengah karena kami sangat puas dengan penerimaan yang kuat terhadap merek ini di wilayah tersebut,” lanjut manajemen.
ADVERTISEMENT
Starbucks terus bekerja sama dengan partner bisnis yakni Alshaya Group dalam mengembangkan rencana. Alshaya Group mengoperasikan hampir 2.000 gerai Starbucks di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Di wilayah tersebut, Starbucks hanya memiliki gerai di Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Lebanon, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab. Perusahaan global dengan gerai di 86 pasar itu membuka lebih dari 1.900 gerai pada 11 wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yang mempekerjakan lebih dari 19 ribu karyawan.
“Kami terus bekerja sama dengan partner bisnis kami, Alshaya Group, dalam mengembangkan rencana kami untuk wilayah ini,” sambung manajemen.