Kenaikan Cukai Tak Ampuh Tekan Perokok Anak, Harga Rokok Diusulkan Naik 3X Lipat

3 Mei 2021 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dan rokok Foto: AP/Armando Franca
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan rokok Foto: AP/Armando Franca
ADVERTISEMENT
Langkah pemerintah menaikkan cukai rokok persen sejak Februari 2021, rupanya tak signifikan menekan konsumsi rokok. Naiknya cukai sebesar 12,5 persen ini ternyata tak terlalu berdampak pada kenaikan harga rokok, sehingga masih dapat dijangkau oleh perokok pemula alias perokok anak.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII), Danang Widoyoko, menilai pemerintah perlu mengambil kebijakan cukup ekstrem yakni dengan menaikkan harga rokok hingga 3 kali lipat dari harga saat ini. Usulannya ini sejalan dengan saran yang disampaikan Universitas Indonesia.
"Harga rokok harusnya sekitar Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu per bungkus, 3 kali lipat dari sekarang supaya efektif menekan konsumsi," jelas Danang dalam webinar yang digelar Visi Integritas, Senin (3/5).
Danang menilai, harga rokok di pasaran saat ini masih terbilang murah. Meski cukai naik, masih ada rokok yang harganya bahkan tak berubah dan justru banyak penjualan dengan diskon harga atau di bawah harga jual eceran.
Ilustrasi pekerja rokok. Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Rendahnya harga rokok ini kemudian dibarengi dengan tetap tingginya jumlah perokok muda. Menurut Danang, setidaknya persentase perokok muda ini mencapai 60 persen.
ADVERTISEMENT
"Kebijakan cukai ini juga tak efektif menurunkan perokok di bawah usia atau muda, persentasenya masih hampir sama di 60 persen. Ini menjadi catatan agar pemerintah lebih efektif menggunakan cukai ini," pungkas Danang.
Sebelumnya, Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Krisna Puji Rahmayanti, juga mengeluarkan data senada. Kenaikan cukai hasil tembakau tak berdampak naiknya harga rokok.
Ia menuturkan, kenaikan harga menjadi masalah ketika perusahaan menjual produknya di bawah 85 persen dari harga jual eceran. Ini jadi penyebab utama harga jual rokok bisa lebih murah.
"Dengan harga yang biasa saja belum bisa mengubah perilaku. Kalau lebih murah dan belum mengubah perilaku, berarti kebijakannya belum efektif," tutur Krisna.