Kenaikan Harga Gabah Dinilai Belum Dapat Bikin Petani Lebih Sejahtera

2 Januari 2025 11:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani mengangkut gabah seusai panen dengan mesin panen padi di areal pesawahan Sungai Lareh, Padang, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petani mengangkut gabah seusai panen dengan mesin panen padi di areal pesawahan Sungai Lareh, Padang, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga gabah dari Rp 6.000 ke Rp 6.500 per kilogram (Kg) sesuai keputusan pemerintah dinilai tidak akan berdampak signifikan kepada kesejahteraan petani.
ADVERTISEMENT
Pengamat pertanian Syaiful Bahari menilai kenaikan harga gabah belum bisa mensejahterakan petani karena stok gabah petani sudah berkurang dan hanya ada sisa dari panen sebelumnya.
“Tinggal sisa gabah panen yang lalu. Nanti harga gabah mulai turun ketika panen raya di Maret-April. Jadi tidak berdampak kepada pendapatan petani,” ungkapnya kepada kumparan, Kamis (2/1).
Untuk serapan hasil produksi gabah yang akan ditampung oleh Perum Bulog, Syaiful menilai nantinya masih akan sulit menjangkau penggilingan padi kecil.
“Mengenai serapan gabah petani oleh Bulog. Perlu saya luruskan, program serapan Bulog itu saat ini dalam bentuk beras, bukan gabah. Beras yang masuk ke Bulog Pun juga sesuai standar, di mana penggilingan padi kecil sulit masuk,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Foto udara kondisi persawahan terendam banjir di Baureno, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (18/12/2024). Foto: Muhammad Mada/ANTARA FOTO
Lebih lanjut, Syaiful mengungkap kesejahteraan petani bukan ditentukan dari harga gabah yang tinggi maupun serapan Bulog melainkan biaya produksi yang tidak mahal dan hasil panen yang meningkat.
“Kesejahteraan petani itu saat ini bukan ditentukan harga gabah yang tinggi atau program serapan Bulog. Yang menentukan adalah jika biaya produksi turun, tidak mahal seperti sekarang, dan hasil panen meningkat,” lanjutnya.
Sementara itu, ekonom pangan dari Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian melihat upaya pemerintah menaikkan harga gabah adalah agar menjaga margin petani. Nantinya jika harga gabah tidak naik maka daya beli petani dapat terus tergerus.
“Sebetulnya menaikkan harga gabah dan jagung ini adalah sebagai upaya penyesuaian untuk menjaga margin para petani. Karena jika harga gabah tidak segera dinaikkan di tengah kenaikan-kenaikan harga barang lain, ini akan semakin menggerus daya beli petani,” jelas Eliza.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena dalam Nilai Tukar Petani (NTP) salah satu indikatornya kesejahteraan petani. “Maka dari itu menaikkan harga gabah ini lebih ke untuk menjaga margin petani agar bisa tetap untung, bukan berarti kesejahteraan meningkat. Karena biaya yang dikeluarkan petani pun akan naik juga. Jadi ya imbang,” lanjut Eliza.