Kenapa Pemerintah Jokowi Ngebet Elon Musk Harus Investasi di RI

17 Mei 2022 6:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Elon Musk saat meninjau lokasi fasilitas produksi roket Space X, di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/5/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Elon Musk saat meninjau lokasi fasilitas produksi roket Space X, di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/5/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi beserta jajarannya semakin serius menjajaki kerja sama dengan pemilik perusahaan teknologi ternama Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Hal ini terlihat dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Jokowi akhirnya menemui langsung Elon Musk dalam kunjungannya ke ke SpaceX, sekaligus meninjau pabrik yang memproduksi roket tersebut di Boca Chica, Amerika Serikat, Sabtu (14/5) waktu setempat.
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari perintahnya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk berbicara dengan Elon. Sebelumnya, Luhut bertemu dengan Elon Musk, di Gigafactory Tesla di Austin, Texas, Amerika Serikat, Selasa (25/4) lalu.
Alasan Pemerintah Ingin Elon Musk Investasi di Indonesia
Serangkaian pertemuan tersebut merupakan upaya pemerintah Indonesia menggaet minat Elon Musk berinvestasi di industri hilirisasi nikel, yaitu pabrik baterai dan mobil listrik. Dalam pertemuan 25 April lalu, Luhut mengaku Elon telah tertarik karena potensi nikel Indonesia yang besar.
ADVERTISEMENT
Menurut Luhut, Elon menganggap Indonesia sangat menjanjikan untuk mampu menyuplai bahan baku baterai mobil listrik yang sangat dibutuhkan oleh Tesla sebagai salah satu produsen kendaraan listrik ternama.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat menemui Elon Musk di Giga Factory Texas. Foto: Dok. Istimewa
"Namun saya penasaran mengapa Elon yang beberapa waktu lalu agak sedikit kaku dengan beberapa “policy” terkait industri “electric vehicle” dan pengolahan nikel di Indonesia, kini bersemangat," tulis Luhut di akun instagramnya.
Adapun titik awal pemerintah meminta Elon melirik Indonesia dimulai sejak akhir tahun 2020 lalu. Jokowi dan Luhut secara khusus menelepon orang terkaya di dunia itu untuk membuka industri mobil listrik serta komponen pendukungnya di Indonesia.
"Kedua belah pihak bertukar pandangan mengenai industri mobil listrik dan komponen utama baterai listrik. Selain itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga mengajak Tesla untuk melihat Indonesia sebagai launching pad SpaceX," kata Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, Sabtu (12/12/2020).
ADVERTISEMENT
Namun, Tesla memilih meneken kerja sama pengadaan nikel untuk bahan baku baterai mobil listrik, dengan perusahaan tambang Australia, BHP. Langkah bisnis tersebut dilakukan Tesla setelah mereka membangun pabrik baru di Bengalore, India.
Ambisi Jokowi Bangun Pabrik Baterai dan Mobil Listrik
Jokowi telah mengungkapkan ambisinya mengembangkan industri hilirisasi nikel untuk pabrik baterai hingga mobil listrik di Indonesia. Menurut Jokowi, potensi tambang nikel di Indonesia salah satu yang terbesar di dunia.
Kemudian, Indonesia juga memiliki industri besi dan baja yang berkembang sangat pesat, di mana saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor dua di dunia.
Sebuah dump truck mengangkut material tambang di tambang nikel PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. . Foto: Shutter Stock
"Transformasi ini akan diikuti dengan barang-barang tambang lain, seperti tembaga dan bauksit untuk aluminium yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk baterai lithium dan mobil listrik," tuturnya saat ASEAN-US Special Summit with Business Leaders, Jumat (13/5).
ADVERTISEMENT
Dalam B20 Inception Meeting 27 Januari lalu, Jokowi telah memastikan komoditas tambang seperti nikel dan tembaga tidak diekspor dalam bentuk mentah (raw material), melainkan dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah.
Menurut Jokowi, hilirisasi nikel yang telah dilakukan sejak 2015 sudah memberikan dampak tidak hanya dalam penciptaan lapangan kerja, tapi juga dalam sisi ekspor maupun neraca perdagangan Indonesia.