Penjualan Kendaraan Listrik Lampaui Hybrid Kuartal I 2025

24 April 2025 11:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Rachmat Kaimuddin ditemui di Pakarti Centre, Jakarta Pusat pada Kamis (24/4). Foto: Argya Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Rachmat Kaimuddin ditemui di Pakarti Centre, Jakarta Pusat pada Kamis (24/4). Foto: Argya Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Penjualan kendaraan listrik (EV) disebut sudah melampaui penjualan kendaraan hybrid pada kuartal I tahun 2025. Untuk kendaraan listrik, penjualan di kuartal pertama 2025 sudah mencapai 16 ribu unit.
ADVERTISEMENT
Deputi Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Rachmat Kaimuddin mencatat penjualan kendaraan hybrid sedikit lebih rendah atau 15 ribu unit.
“Ini untuk pertama kalinya,” kata dia dalam Forum RE Invest yang diselenggarakan CSIS di Pakarti Centre, Jakarta Pusat pada Kamis (24/4).
Kementerian Rachmat yang juga membawahi Kementerin Perhubungan ini menjelaskan, penyebab penjualan kendaraan listrik bisa lebih tinggi dibanding jenis hibrida karena mendapat banyak insentif dari pemerintah.
Pemerintah memberikan berbagai insentif untuk kendaraan listrik seperti pembebasan bea masuk, bebas pajak penjualan barang mewah (PPnBM), diskon PPN, serta pengurangan PPh Badan.
Ini tentu saja akan membuat harga jual kendaraan listrik lebih murah dibanding hibrida.
“Kita bilang, jika kalian (produsen EV) memproduksi di Indonesia dengan kandungan lokal 40 persen kami akan beri diskon. Praktisnya, diskon 10 persen dari dana pemerintah. Kalau tumbuh, dampaknya besar, penjualan jadi 17 ribu unit, naik 70 persen,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan meningkatnya penjualan EV, Rachmat juga menyinggung soal pentingnya kesiapan ekosistem industri EV di Indonesia. Hal ini karena menurut Rachmat sektor otomotif memiliki potensi dan memiliki pasar yang cukup besar.
Lexus Indonesia resmi meluncurkan mobil terbarunya yakni Lexsus LBX. Mobil berwujud crossover hybrid ini diluncurkan di pameran GIIAS 2024, Rabu (17/7). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Rachmat menegaskan bahwa Indonesia saat ini telah menjadi pasar otomotif terbesar di Asia, melampaui Thailand. Ia menyebutkan bahwa penjualan mobil di Indonesia mencapai sekitar 1 juta unit, naik signifikan dari angka tahun lalu yang berada di kisaran 860 ribu unit.
Sementara itu, pasar otomotif Thailand justru mengalami penurunan, dari 700 ribu unit menjadi hanya 500 ribu. Kondisi ini, menurutnya, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan bagi industri otomotif.
Lebih lanjut, di Indonesia mobil yang diminati menurut Rachmat adalah mobil dengan 7 bangku (7 seater). Rachmat ingin ke depan investor EV juga memperhatikan hal ini dan memproduksi produk yang dibutuhkan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Kenapa? Karena orang Indonesia punya tiga anak. Di China mungkin cuma satu anak. Jadi mobil 5 seater cukup. Di Korea mungkin satu anak. Tapi di Indonesia, tiga anak,” ujarnya.
Ketika nantinya produksi EV 7 seater dilakukan para investor di Indonesia, Rachmat juga menyebut potensi ekspor terbuka ke negara-negara dengan tipikal keluarga berjumlah banyak. Salah satunya adalah Timur Tengah.