Kenya Gabung Keanggotaan dan Dukung Global Blended Finance Alliance

17 Oktober 2024 16:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan Articles of Agreement (Aoa) Kenya di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan Articles of Agreement (Aoa) Kenya di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, menerima penandatanganan Articles of Agreement (AoA) dari Perdana Menteri Kenya, Musalia Mudavadi. Kesepakatan yang dimaksud adalah pernyataan bergabung Kenya ke Aliansi Keuangan Campuran Global atau Global Blended Finance Alliance (GBFA).
ADVERTISEMENT
Sebelum Kenya, sudah ada penandatanganan Letter of Intent (LoI) oleh Kanada, Republik Demokratik Kongo, Fiji, Prancis, Luksemburg, Sri Lanka, UEA, dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Sebelumnya juga terdapat penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara GBFA dengan OECD, TBI, Systemiq , UNDP, dan WRI di New York selama UN General Assembly (UNGA) di New York pada 26 September 2024.
“Pertama-tama, saya sangat senang bahwa kita telah melangkah maju setelah pertemuan terakhir kita di New York bulan lalu. Terima kasih khusus kepada Kenya atas komitmennya untuk menandatangani artikel perjanjian Global Blended Finance Alliance G20 Bali hari ini,” kata Luhut di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (17/10).
Luhut mengungkapkan sudah ada beberapa negara yang berminat untuk menjadi bagian dari GBFA mulai dari Papua Nugini hingga Jerman.
ADVERTISEMENT
“Kami juga mencatat bahwa Papua Nugini, Jerman, Australia, dan Singapura telah menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam organisasi internasional baru ini,” ujar Luhut.
Walau begitu, sampai hari ini baru Indonesia dan Kenya yang sudah menandatangani AoA, masih ada 7 negara yang belum menandatangani tahapan lebih lanjut. Mari Elka Pangestu yang merupakan Presidential Special Envoy for Climate Finance, Sekretariat GBFA, berharap beberapa negara menyusul untuk tahapan lebih lanjut.
“Kami telah membuat kemajuan, menurut saya, cukup cepat dalam tahun ini. Hingga hari ini, 17 Oktober, di mana AoA akan ditandatangani oleh Indonesia dan Kenya. Sementara negara-negara lain masih dalam proses,” kata Mari Elka.
GBFA hadir dengan visinya untuk menjadi Organisasi Internasional guna membantu negara-negara berkembang mengembangkan Platform Negara yang di dalamnya ada proyek-proyek pembangunan terkait SDGs dan aksi iklim yang disusun, sehingga dapat dibiayai oleh calon investor.
ADVERTISEMENT