news-card-video
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kepala Badan Gizi Nasional: PSSI Itu Sulit Menang, Gizinya Tidak Bagus

22 Maret 2025 13:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana dalam Penandatanganan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama Sinergi Dukungan Program Makan Bergizi Gratis, Sabtu (22/3/2025).  Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana dalam Penandatanganan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama Sinergi Dukungan Program Makan Bergizi Gratis, Sabtu (22/3/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyoroti peran gizi dalam prestasi sepak bola nasional. Menurutnya, salah satu alasan mengapa Timnas Indonesia sulit bersaing di level internasional karena banyak pemainnya berasal dari latar belakang ekonomi rendah yang mengalami kekurangan gizi sejak kecil.
ADVERTISEMENT
"Jadi jangan heran kalau PSSI itu sulit menang, karena main 90 menit berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus. Dan banyak pemain bola lahir dari kampung," kata Dadan dalam acara Penandatanganan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama Sinergi Dukungan Program Makan Bergizi Gratis, di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Sabtu (22/3).
Dadan menjelaskan, masyarakat miskin di Indonesia masih banyak yang mengandalkan makanan tinggi karbohidrat dengan menu yang kurang bervariasi. Mereka umumnya hanya mengkonsumsi nasi, bala-bala, mi atau bihun, kerupuk, dan kecap.
"Nah itu semua karbohidrat. Itu sudah cukup bagi mereka bahagia," ujarnya.
Bahkan, Dadan menyebut bahwa 60 persen anak dari keluarga miskin tidak pernah minum susu, bukan karena tidak tahu manfaatnya, tetapi karena tidak mampu membelinya. Hal ini, menurutnya, berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan, termasuk dalam dunia olahraga.
ADVERTISEMENT
Namun, ia menilai kondisi Timnas Indonesia saat ini mulai membaik karena adanya pemain keturunan yang besar di Eropa dan mendapatkan makan bergizi sejak dini.
"Nah sekarang PSSI sudah agak baik, karena 17 pemainnya merupakan produk makan bergizi di negeri Belanda," tuturnya.
Meski begitu, Dadan menegaskan, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain seperti Jepang, yang telah menjalankan program makan bergizi selama satu abad.
"Apalagi Jepang yang makan bergizinya sudah 100 tahun. IQ rata-rata tertinggi di dunia pasti Jepang karena makan bergizinya sudah 100 tahun," katanya.
Dadan berharap program makan bergizi yang dicanangkan pemerintah, yang akan menjangkau 80,9 juta orang mulai dari ibu hamil hingga anak SMA, bisa menjadi solusi jangka panjang. Menurutnya, investasi besar-besaran di bidang gizi ini akan menghasilkan SDM berkualitas pada tahun 2045.
ADVERTISEMENT
"Kita harapkan dengan investasi besar-besaran pemerintah Indonesia terhadap masa depan ini, akan dihasilkan SDM yang berkualitas di tahun 2045," pungkasnya.