Kepala Bappenas: Pengangguran RI Bertambah 3,7 Juta Orang karena Virus Corona

28 Juli 2020 13:00 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memberikan sambutan dalam acara Kick Off Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2021 di Kantor Bappenas, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memberikan sambutan dalam acara Kick Off Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2021 di Kantor Bappenas, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona menyebabkan jumlah pengangguran di Indonesia melonjak. Kondisi tersebut disebabkan banyak perusahaan yang menutup operasionalnya.
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah sebanyak 3,7 juta orang.
"Angka pengangguran hari ini cukup lumayan kenaikannya, sekitar 3,7 juta orang dalam hitungan Bappenas," ujar Suharso dalam konferensi pers online usai mengikuti rapat terbatas di Istana Negara, Selasa (28/7).
Jumlah tersebut, menurut Suharso, melonjak 50 persen dari jumlah pengangguran yang tercatat di Bappenas saat ini, yakni sebanyak 7 juta orang. Sehingga totalnya mencapai 10 juta orang.
Kondisi tersebut menjadi salah satu pertimbangan pemerintah melebarkan lagi rancangan defisit anggaran untuk RAPBN 2021 dari sebelumnya 4,17 persen menjadi 5,2 persen.
Para buruh korban PHK membuat masker untuk penanganan virus corona, di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cilincing, Jakarta, Selasa (7/4). Foto: Dok. Biro Humas Kemnaker
Suharso menilai, pelebaran defisit itu akan memberi ruang fiskal yang cukup bagi pemerintah untuk memaksimalkan belanja untuk pemulihan ekonomi akibat virus corona.
ADVERTISEMENT
Sehingga diharapkan ekonomi akan kembali bergerak normal, sehingga bisa menekan bertambahnya jumlah pengangguran dan angka kemiskinan.
Ia memberikan gambaran mengenai beberapa sektor yang prioritas belanja pemerintah di tahun depan, yakni sektor-sektor yang berdampak langsung terhadap pemulihan ekonomi seperti industri dan pariwisata.
"Apa saja yang bisa kita desain belum bisa kami sampaikan, tapi setidaknya sektornya industri, pariwisata, kemudian reformasi sosial dalam hal ini kesehatan. Tadi juga arahan Pak Presiden mengenai pangan, yang semuanya berimplikasi kuat terhadap penciptaan lapangan kerja, mencegah turunnya laju pertumbuhan ekonomi," jelas Suharso.