Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Luhut Bilang Sudah Deal China, Kemenhub Bantah

31 Oktober 2023 6:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, hadir pada acara penyambungan akhir rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, hadir pada acara penyambungan akhir rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membantah pernyataan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahwa ada kesepakatan yang terjalin antara Indonesia dengan China untuk menggarap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
ADVERTISEMENT
Luhut sebelumnya mengatakan Indonesia akan menggandeng kembali konsorsium China layaknya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) untuk menggarap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
"Belum ada omongan (deal) itu," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Mohamad Risal Wasal, saat ditemui di Stasiun Velodrome Jakarta Timur, Senin (30/10).
Saat dikonfirmasi soal pernyataan Luhut tersebut, Risal mengaku belum mendapat info. "Kalau ada penawaran mungkin saya enggak tahu," tutur Risal.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Mohamad Risal Wasal di Gedung DPR, Rabu (5/7/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Dalam postingan instagram Luhut, ia mengungkapkan kesepakatan kedua negara untuk menggarap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Indonesia mendapatkan bunga pinjaman lebih rendah dibanding negara lain.
"Pak Jokowi mau Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diteruskan. Tadi saya dengar perjanjian dengan dengan China juga jalan, malah bunganya jauh lebih murah daripada bunga yang ditawarkan negara lain,” ujar Luhut.
ADVERTISEMENT
Selain terkait bunga pinjaman yang rendah dari China, Luhut memastikan teknologi kereta cepat dari negara Tirai Bambu itu sudah terbukti di Indonesia dengan rampungnya proyek KCJB.
“Dan teknologinya, kita sudah buktikan dan kita sudah punya pengalaman. Kan ini masalah kunci pertama ini adalah pembebasan tanah yang tidak jelas-jelas itu," ujar Luhut.