Kereta Cepat Tak Bakal Balik Modal Sampai Kiamat? Mari Kita Hitung

15 November 2021 7:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Kereta yang akan dipakai sebagai Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Dok. PT KCIC
zoom-in-whitePerbesar
Kereta yang akan dipakai sebagai Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Dok. PT KCIC
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menanggapi pernyataan bahwa sampai kiamat pun investasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tak akan balik modal. Pernyataan itu sebelumnya disampaikan ekonom senior INDEF, Faisal Basri.
ADVERTISEMENT
Menurut Erick Thohir, investasi proyek infrastruktur memang bersifat jangka panjang. Manfaat proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung pun, lanjut dia, akan dirasakan bukan sekarang namun bisa 30 hingga 40 tahun lagi.
"Ya memang (manfaat) proyek infrastruktur itu lama. Kita enggak akan merasakan sampai kita meninggal, mungkin yang menikmati anak dan cucu kita," kata Erick Thohir dalam program Kick Andy yang tayang di Metro TV, Minggu (14/11).
"Saya enggak bilang pengamat itu salah. Tapi harus ada pemikiran supply dan demand. Saya enggak mau debat, karena saya bukan ahli ekonomi," imbuh Erick Thohir.

Menghitung Balik Modal Proyek Kereta Cepat

Untuk mengujinya, kumparan menghitungnya berdasarkan biaya investasi proyek yang mencapai Rp 114,24 triliun, asumsi tarif Rp 228.800, jam operasional 05.00-22.00, waktu tempuh Jakarta-Bandung 46 menit, dan kapasitas 556 penumpang.
ADVERTISEMENT
Dengan waktu tempuh 46 menit, berarti kereta cepat bisa bolak-balik Jakarta Bandung paling banyak 22 kali dari pukul 05.00-22.00.
Gerbong kereta yang akan dipakai sebagai Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Dok. PT KCIC
Bila kereta penuh terisi 556 penumpang dengan tarif Rp 228.800, sekali jalan kereta cepat mengantongi pendapatan Rp 127.212.800. Berarti dalam sehari jika kereta cepat terisi penuh terus dalam 22 perjalanan, pendapatannya sebesar Rp 2,798 miliar.
Dengan asumsi kereta cepat terus beroperasi selama setahun, yakni 365 hari tanpa libur sehari pun dan penumpang selalu penuh, total pendapatannya setahun Rp 1,02 triliun.
Untuk mencapai pendapatan Rp 114,24 triliun saja, kereta cepat Jakarta-Bandung harus beroperasi penuh terus selama setahun dengan penumpang penuh selama 112 tahun.
Pendapatan Rp 1,02 triliun itu belum dikurangi dengan biaya operasional dan perawatan, gaji pegawai, serta biaya lainnya. Perhitungan ini juga belum memasukkan potensi pendapatan lain dari non-tiket penumpang, seperti penyewaan area stasiun kepada klien atau optimalisasi kereta untuk beriklan.
ADVERTISEMENT
Artinya, kereta cepat Jakarta-Bandung butuh waktu balik modal lebih dari seabad.
Infografik Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Tim Kreatif kumparan