Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kereta Garut: Mati Karena Isu PKI dan Menghidupkan Kenangan Charlie Chaplin
20 Februari 2020 6:02 WIB
ADVERTISEMENT
Jalur kereta Garut antara Kecamatan Cibatu dengan Kecamatan Garut Kota di Kabupaten Garut, Jawa Barat, akan hidup kembali setelah puluhan tahun mati suri. Jalur sepanjang 19 kilometer (Km) itu, punya pemandangan menawan berupa perbukitan dan lembah yang hijau.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Edi Sukmoro bersama Bupati Garut Rudi Gunawan, telah melakukan pengecekan bersama menggunakan Kereta Inspeksi 4 dari Stasiun Cibatu, Stasiun Pasirjengkol, Stasiun Wanaraja, hingga Stasiun Garut. Inspeksi itu dilakukan untuk memastikan jalur kereta Garut siap dipakai.
“KAI ingin memberikan kado spesial kepada masyarakat Garut di hari jadi yang ke-207 Kabupaten Garut di 2020 ini dengan mengoperasikan kembali jalur kereta api Cibatu – Garut,” ujar Edi saat tiba di Stasiun Garut, Rabu (19/2).
"Mudah-mudahan pekan depan bisa operasi uji coba, paling tidak awal Maret sudah bisa operasi uji coba gratis," imbuhnya.
Menghidupkan Kenangan Charlie Chaplin
Jalur kereta Cibatu-Garut dibangun pada 1889 oleh maskapai kereta api Hindia Belanda. Tak lama berselang setelah pembangunan, Garut menjadi destinasi wisata populer di era kolonial. Tercatat, pada periode 1900-1940, banyak wisatawan Eropa, dari Inggris, Jerman, Italia, dan Belanda yang berwisata ke Garut.
ADVERTISEMENT
Mereka berkunjung untuk menikmati jalur Cibatu yang pemandangannya menakjubkan.
“Sebagian besar pengunjung Eropa yang pelesir ke pedalaman Jawa Barat biasanya selain ke Bandung juga ke Garut dan Cikajang karena satu paket perjalanan,” kata periset sejarah perkeretaapian di Indonesia, Ibnu Murti ke kumparan, Rabu (23/1).
Melalui jalur ini pula, legenda komedian dunia Charlie Chaplin , mengunjungi Garut. Dia dua kali mengunjungi Garut pada tahun 1932 dan 1936. Kisah keindahan alam dan panorama Garut, dia dengar dari temannya yang bekerja di perkebunan di Pameungpeuk, di wilayah selatan Garut.
"Kunjungan utamanya ke Bali, tapi ia penasaran dengan Garut," kata Ibnu Murti.
Dia menempuh perjalanan dari Stasiun Gambir di Batavia. Butuh tujuh setengah jam untuk menempuh rute dari Batavia ke Garut saat itu. Kedatangan Charlie Chaplin di Stasiun Cibatu, telah dinantikan dan disambut warga pribumi yang berjubel di stasiun.
ADVERTISEMENT
Mati Karena Isu PKI
Pesona jalur kereta Cibatu-Garut mulai pudar di masa awal Orde Baru. Hal ini dipengaruhi situasi politik, karena banyaknya pekerja kereta api yang tergabung dalam Serikat Buruh Kereta Api (SBKA), organisasi pekerja yang jadi onderbouw Partai Komunis Indonesia (PKI).
Rezim Orde Baru memberantas habis SBKA, yang menurut Ibnu meliputi dari dua pertiga pekerja perusahaan kereta. Terjadilah kekurangan tenaga kerja.
"Akibatnya banyak kekurangan tenaga ahli kereta api. Banyak jalur yang ditutup. Termasuk di Cibatu-Garut, dan sebagainya," kata Ibnu.
Memasuki era 1970-an, Indonesia menikmati berkah dari oil boom, yakni melonjaknya harga minyak dunia akibat perang Arab-Israel. Melimpahnya penerimaan negara dari minyak, sebagiannya digunakan untuk membangun infrastruktur jalan raya. Seiring dengan itu, investor Jepang masuk untuk mengembangkan industri otomotif yang membuat kejayaan kereta makin pudar.
ADVERTISEMENT