Kereta LRT Palembang Buatan INKA Bisa Angkut Maksimal 722 Penumpang

13 Maret 2017 11:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bagian dalam kereta LRT Palembang. (Foto: Dok. PT KAI)
zoom-in-whitePerbesar
Bagian dalam kereta LRT Palembang. (Foto: Dok. PT KAI)
PT Kereta Api Indonesia (Persero) meminta PT Industri Kereta Api (Persero) memproduksi 8 set train (rangkaian kereta) Light Rail Transit/LRT Palembang. INKA tengah memproduksi 8 rangkaian kereta tersebut di Madiun, Jawa Timur dan ditargetkan bisa dikirim ke Palembang Maret 2018.
ADVERTISEMENT
Selain memiliki tampilan futuristik dan pastinya ringan karena berbahan dasar stainless steel, kereta LRT Palembang yang dibuat INKA mampu menampung jumlah penumpang yang cukup banyak. Misalnya dari 1 rangkaian kereta yang terdiri dari 3 gerbong, mampu membawa penumpang maksimal 722 penumpang sekali jalan.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
Beban Normal:
Kereta M1: 129 penumpang (27 duduk dan 102 berdiri),
Kereta T: 142 penumpang (24 duduk dan 118 berdiri),
Kereta M2: 129 penumpang (27 duduk dan 102 berdiri).
Akomodasi Light Rail Transit (LRT) (Foto: Dok. PT INKA)
zoom-in-whitePerbesar
Akomodasi Light Rail Transit (LRT) (Foto: Dok. PT INKA)
Beban Penuh:
Kereta M1: 231 penumpang (27 duduk dan 204 berdiri),
Kereta T: 260 penumpang (24 duduk dan 236 berdiri),
Kereta M2: 231 penumpang (27 duduk dan 204 berdiri).
ADVERTISEMENT
"Kapasitas paling tidak sama dengan KRL seperti duduk dan berdiri," ungkap Senior Manager Secretary, Public Relation dan CSR PT INKA, Cholik Mochamad Zam-Zam kepada kumparan (kumparan.com), Senin (13/3).
Ruang penumpang Light Rail Transit (LRT) (Foto: Dok. PT INKA)
zoom-in-whitePerbesar
Ruang penumpang Light Rail Transit (LRT) (Foto: Dok. PT INKA)
Cholik juga menambahkan, kereta INKA juga mampu lari dengan kecepatan maksimal 120 km/jam. Namun sesuai regulasi dan sarana yang ada, maka kereta LRT Palembang hanya mampu lari antara 80-100 km/jam.
"Keunggulan kereta LRT sama design kami 120 km/jam hanya itu harus didukung sarana memadai seperti rel. Sedangkan aturan di Indonesia masih dibatasi 100 km/jam," sebutnya.