Keterisian Rumah Sakit DKI dan Bali di Atas 50 Persen, Pemerintah Beri Perhatian

11 September 2020 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemeriksaan berkas pasien COVID-19 saat tiba di IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pemeriksaan berkas pasien COVID-19 saat tiba di IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut rata-rata kapasitas fasilitas kesehatan di sejumlah rumah sakit rujukan masih di bawah 50 persen. Namun diakuinya, DKI Jakarta dan Bali mendapat perhatian khusus karena tingkat keterisian rumah sakit di kedua provinsi tersebut sudah di atas 50 persen.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, rata-rata keterisian tempat tidur ICU pada rumah sakit rujukan di delapan provinsi mencapai 46,11 persen. Sementara keterisian ruang isolasi 47,88 persen.
“Di dua provinsi, Jakarta dan Bali tentu menjadi perhatian karena ini untuk ICU di atas 50 persen dan juga untuk isolasi. Sedangkan enam daerah lain di bawah 50 persen,” ujar Airlangga saat konferensi pers daring, Jumat (11/9).
Airlangga yang juga sebagai Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ini melanjutkan, kapasitas keterisian itu masih memadai. Sebab berdasarkan standar yang ideal menurut WHO adalah antara 60-85 persen.
Petugas medis membawa seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terduga COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan, Sumatera Utara. Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Adapun kedelapan provinsi yang menjadi rujukan tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Papua. Hal ini karena provinsi tersebut menyumbang lebih dari 74 persen total kasus COVID-19 di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Pemerintah mendorong bahwa kegiatan kesiapan pelayanan publik ditingkatkan terus, dan pemerintah menyiapkan untuk pelayanan publik juga memanfaatkan fasilitas daripada hotel bintang 2 atau 3, seperti yang dilakukan Sulawesi Selatan atau di Jawa Tengah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Airlangga menepis pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa kapasitas rumah sakit di ibu kota terancam penuh. Menurutnya, kapasitas masih bisa terus ditingkatkan dengan membuka faskes darurat memanfaatkan hotel atau Wisma Atlet.
“Kami menegaskan bahwa tidak ada kapasitas kesehatan yang terbatas. pemerintah sudah mempunyai dana yang cukup dan pemerintah akan terus menambah kapasitas bed sesuai dengan kebutuhan,” kata Airlangga saat konferensi pers dengan BNPB, Kamis (10/9).
Sementara itu, pada Rabu (9/9) malam, Anies memprediksi bahwa rumah sakit akan penuh dengan pasien COVID-19 pada 17 September mendatang PSBB total tak dilakukan.
ADVERTISEMENT
Anies mengatakan, saat ini ada 4.053 tempat tidur isolasi COVID-19 yang tersebar di 67 rumah sakit rujukan. "Hingga hari ini sudah terisi 77 persen dari total kapasitas tempat tidur isolasi," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (9/9).
Menurut Anies, bila PSBB total tak diterapkan, maka pada tanggal 17 September seluruh tempat tidur tersebut akan terisi pasien.
Begitu pula dengan ketersediaan ICU yang saat ini berjumlah 528 tempat tidur. Anies bilang, kapasitas ICU tersebut hanya cukup sampai 15 September mendatang, bila PSBB ketat tak diberlakukan.