Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Ketersediaan Pakan Sapi Perah Jadi Masalah Utama Produksi Susu RI
3 Mei 2018 16:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia tengah mengalami masalah darurat susu nasional. Sebab, saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 500 ribu ekor sapi perah , sangat rendah dibandingkan Jepang yang sudah memiliki lebih dari 5 juta ekor sapi perah.
ADVERTISEMENT
Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak IPB , Epi Taufik, mengatakan tingkat konsumsi dan produksi susu di Jepang setara dengan tingkat konsumsi dan produksi beras.
Produksi susu segar dalam negeri yang masih tergolong rendah ini salah satunya diakibatkan biaya produksi yang tidak seimbang dengan harga jual susu di kalangan peternak.
"70% biaya produksi susu itu paling banyak di pakan," kata Epi di Hotel Veranda, Jakarta, Kamis (3/5).
Persoalan ketersediaan pakan sapi perah menurut Epi menjadi penyebab produksi susu tidak rendah. Para peternak membutuhkan sekitar 30 hingga 40 kilogram rumput per hari untuk memberi makan satu ekor sapi. Sedangkan rumput pakan ini baru bisa dipanen setelah satu bulan ditanam.
"Karenanya, industri pengolah susu itu diharapkan bisa membantu dalam hal ini. Mereka diharapkan bisa menjadi industri strategis yang mencari solusi untuk produksi susu di kalangan peternak," katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk memproduksi sebanyak 10 liter susu segar dari satu ekor sapi, dibutuhkan biaya sedikitnya Rp 50 ribu. Sementara harga jual susu di kalangan peternak berkisar Rp 5.800 per liter untuk kualitas wahid. Sedangkan susu yang berkualitas menengah ke bawah hanya dihargai Rp 3.000 sampai Rp 4.500 per liter.
"Susu yang dijual di supermarket itu per liternya dijual seharga Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribuan. Itu susu hanya melalui proses pemanasan dan pengemasan setelah dari petani. Cuma hanya melewati dua proses itu, harganya naik setinggi itu. Ini membuat kesenjangan terhadap harga jual susu di kalangan peternak," katanya.