Ketidakpastian Ekonomi Global Meningkat, Bagaimana Strategi Investasi yang Aman?

Ilustrasi Investasi. Foto: Shutterstock

Ketidakpastian global yang tengah melanda, mulai dari inflasi tinggi, ketegangan geopolitik, hingga perubahan kebijakan moneter di berbagai negara, menjadi tantangan serius bagi para investor. Hal ini disampaikan oleh perencana keuangan Mike Rini.

Menurut Mike, situasi global saat ini menciptakan dilema tersendiri bagi para pelaku investasi. Banyak yang merasa lebih aman menyimpan dana dalam bentuk tunai untuk menghindari fluktuasi pasar.

Namun, Mike mengingatkan, menyimpan uang dalam bentuk tunai terlalu lama juga memiliki risiko tersendiri, terutama karena inflasi yang terus meningkat dapat menggerus nilai riil aset.

“Likuiditas memang penting, tetapi harus dijaga secara proporsional,” kata Mike kepada kumparan, Sabtu (5/4).

Ia merekomendasikan agar investor mengalokasikan sekitar 30 persen dari portofolio mereka dalam bentuk aset likuid, seperti simpanan bank, emas, dan reksa dana pasar uang. Selain itu, penting juga untuk memastikan adanya dana darurat setidaknya enam kali dari biaya hidup bulanan.

Lebih lanjut, Mike menekankan pentingnya diversifikasi untuk meminimalkan risiko. “Jangan hanya mengandalkan satu jenis aset. Diversifikasi ke saham, obligasi, dan reksa dana dapat membantu menyeimbangkan potensi risiko dan keuntungan,” imbuhnya.

Ia juga menyoroti adanya peluang di tengah ketidakstabilan pasar. Instrumen seperti emas, yang nilainya cenderung naik saat pasar bergejolak, bisa dimanfaatkan sebagai save haven. Beberapa sektor saham di industri tertentu juga tetap menunjukkan potensi pertumbuhan meskipun kondisi pasar tidak stabil.

“Dengan pendekatan yang hati-hati dan strategi yang tepat, investor tidak hanya bisa melindungi aset mereka, tetapi juga memanfaatkan peluang yang ada,” pungkasnya.