Ketidakpastian Meningkat, BI Turunkan Proyeksi Ekonomi Global 2025

2 Desember 2024 20:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi logo Bank Indonesia. Foto: Reuters/Fatima El-Kareem;
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Bank Indonesia. Foto: Reuters/Fatima El-Kareem;
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menyebut ketidakpastian global yang meningkat di akhir 2024 berpotensi berlanjut pada tahun depan. Hal ini dipicu oleh tekanan geopolitik yang meningkat dan perubahan kebijakan di negara maju.
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan, diperlukan sinergi erat oleh berbagai pihak untuk mengantisipasi dan mitigasi dampak negatif ketidakpastian global.
"Ke depan berbagai tantangan ekonomi masih perlu kita hadapi, ketidakpastian global yang meningkat menjelang akhir 2024, dipicu oleh yang pertama eskalasi geopolitik. Kedua perubahan arah kebijakan ekonomi negara maju akan membawa dampak yang perlu kita antisipasi bersama dengan tepat dan cepat," ujar Fili dalam acara BI Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2024 di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Senin (2/11).
Dia menjelaskan, eskalasi geopolitik hingga perang di beberapa negara dapat berimbas pada stabilitas harga komoditas dan rantai pasok. Sementara, arah kebijakan negara maju, terutama pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS bisa meningkatkan ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
Di lain sisi, laju digitalisasi juga bisa menjadi tantangan bagi Indonesia. Digitalisasi akan berdampak pada sistem ekonomi nasional. Maka diperlukan respons yang adaptif dan strategis.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7/2022). Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Fili menyebut, untuk mengantisipasi sekaligus memitigasi risiko, BI akan memperkuat sinergi bauran kebijakan ekonomi nasional. Selain itu juga akan menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong transformasi struktural yang lebih kokoh.
"Bauran kebijakan Bank Indonesia juga terus kami arahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam sinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional," lanjutnya.
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Firman Mochtar, mengatakan ketidakpastian global tersebut membuat Bank Sentral menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun depan menjadi 3,1 persen.
"Kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang menjadi lebih lambat, kami perkirakan sebelumnya pertumbuhan ekonomi 2025 itu akan bergerak di sekitar 3,2 persen. Tapi dengan perkembangan ini maka kami perkirakan menjadi 3,1 persen," kata Firman.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, penurunan suku bunga The Fed juga direvisi menjadi turun 50 basis poin, dari sebelumnya 100 basis poin. "Suku bunga The Fed yang semula kami perkirakan akan turun di 2025 sampai dengan 100 basis poin. Namun, hitungan inflasi yang kita perkirakan akan lebih lambat sekitar 50 basis poin," pungkasnya.