Ketua OJK: Kalau Bukan RI yang Jadi Presidensi Tahun Ini, Mungkin G20 Bisa Bubar

10 November 2022 14:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar membuka OJK Virtual Innovation Day 2022, Senin (10/10/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar membuka OJK Virtual Innovation Day 2022, Senin (10/10/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyampaikan pesan mengenai penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan berlangsung di Bali, pada 15-16 November 2022.
ADVERTISEMENT
Menurut Mahendra, saat ini dunia membutuhkan negara dan pemimpin yang tidak hanya memiliki sikap yang baik di tengah gejolak geopolitik, tapi pada saat yang sama memiliki rekam jejak yang kredibel.
"Kalau bukan Indonesia yang menjadi presidensi G20 tahun ini, jangan-jangan sudah tidak ada G20 lagi. Karena hanya Indonesia yang bisa mengundang 20 negara dan Uni Eropa, dan semua hadir," ujarnya saat 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Kamis (10/11).
Kendaraan melintas di jalan yang pinggirnya dihiasi baliho KTT G20 dan penjor atau hiasan janur kuning khas Bali di Jalan Raya Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Kamis (10/11/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Selain itu, dia menjelaskan dalam situasi global saat ini, salah satu sikap yang harus dilakukan dunia adalah bukan berandai-andai apa yang seharusnya tidak terjadi, namun harus bersikap realistis.
"Kami sangat beruntung masih memiliki G20, karena PBB, organisasi multilateral lainnya, mengundang dan memiliki para pemimpin hadir di bawah satu atap di meja yang sama sudah menjadi Mission Impossible," kata Mahendra.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Mahendra menekankan bahwa pandangan seperti itu harus diterapkan selama berlangsungnya KTT G20. Selain itu, dia juga berharap dalam perhelatan ini seluruh delegasi bisa melakukan yang terbaik.
"Saya pikir penting untuk menempatkan bingkai pada apa yang kita bicarakan dan apa yang dipertaruhkan sehubungan dengan KTT G20. Bukan hanya masalah acara dan pertemuan itu sendiri tetapi apa yang dipertaruhkan untuk dunia ke depan," pungkasnya.