Ketua OJK Sebut Pinjol Adalah Berkah Bagi Masyarakat di Daerah

16 November 2021 13:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua OJK Wimboh Santoso di acara pembukaan perdagangan saham awal tahun 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua OJK Wimboh Santoso di acara pembukaan perdagangan saham awal tahun 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, menyebut pinjaman online atau yang populer disebut pinjol sebagai berkah bagi masyarakat di daerah. Karena menurutnya, fintech memudahkan masyarakat di daerah untuk mengakses pembiayaan.
ADVERTISEMENT
Menurut Wimboh Santoso, fintech peer to peer lending atau pinjam meminjam online merupakan salah satu implementasi digital, yang kini merambah berbagai sektor. Supaya ada legalitasnya, maka OJK meregulasi perizinan pinjol tersebut.
"Lalu kita pandu supaya memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas, murah, cepat dan kualitas bagus. Dan ini aksesnya kapan saja, di mana saja, ke daerah mana saja," kata Wimboh Santoso dalam acara CEO Networking yang digelar Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/11).
Ilustrasi pinjaman online. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
"Sehingga ini adalah berkah, terutama bagi masyarakat di daerah yang tadinya sulit mendapatkan pembiayaan. Ini sudah bisa dilakukan dengan peer to peer lending," ujar Wimboh Santoso menambahkan.
Tapi dia memberi catatan, agar masyarakat memanfaatkan layanan pinjol yang sudah berizin dari OJK. Dia menjelaskan, saat ini ada sebanyak 104 pinjol resmi yang statusnya berizin dan terdaftar di OJK.
ADVERTISEMENT
Sementara dana yang disalurkan (outstanding) pinjaman online ke nasabah sudah mencapai Rp 27 triliun. Sedangkan kalau secara total sejak pinjol resmi beroperasi, perputaran dananya mencapai lebih dari Rp 240 triliun.
"Secara akumulatif sudah lebih dari 240 triliun, karena sebagian sudah ada yang lunas," pungkas Ketua OJK, Wimboh Santoso.