Ketua OJK: Tabungan Pelajar di RI Capai Rp 29 T, Bisa Bangun 600 Km Jalan Tol

20 Agustus 2023 21:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
ilustrasi buku tabungan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi buku tabungan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 83,24 persen atau sekitar 52 juta pelajar di Indonesia memiliki rekening tabungan di bank. Total nilai tabungan pelajar itu tembus Rp 29,13 triliun.
ADVERTISEMENT
"Dari total pelajar di Indonesia sekitar 63 juta, 80 persen sudah punya rekening atau sekitar 52 juta dengan total nilai tabungan Rp 29 triliun. Itu suatu pencapaian luar biasa," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi di Buperta Cibubur, Minggu (20/8).
Secara rinci, dalam setahun ke belakang, OJK mencatat terdapat 2,4 juta rekening baru senilai Rp 4 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menganalogikan total tabungan pelajar bisa membiayai pembangunan 600 kilometer (km) jalan tol. Atau 7 hingga 8 kali pembangunan jalan tol Jakarta-Bandung.
"1 km jalan tol biaya pembangunannya di kisaran Rp 50 miliar. Jadi kalau Rp 30 triliun dari rekening pelajar itu, bisa membiayai 600 km jalan tol, artinya sekitar 7-8 kali jalan tol Jakarta-Bandung," kata Mahendra.
Ketua OJK Mahendra Siregar dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi di Buperta Cibubur, Minggu (20/8/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Untuk mendorong gerakan menabung di masyarakat, Mahendra bekerja sama dengan Gerakan Pramuka Indonesia melalui program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar).
ADVERTISEMENT
Mahendra berharap kerja sama tersebut dapat meningkatkan kesadaran generasi muda untuk menabung dan inklusi keuangan di Indonesia bisa meningkat. Adapun acara ini dihadiri sekitar 18.000 peserta Kwartir Nasional (Kwarnas).
"Kami memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan program inklusi, tentunya juga literasi dan akses keuangan," kata Mahendra.
"Kita lihat bahwa kegiatan pramuka memang berlandaskan pada disiplin mencapai suatu target tertentu dan memiliki fungsi serta kewajiban sosial yang tinggi. Sangat tepat bagi kita untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan sehingga bisa mencapai target yang ditetapkan," tandasnya.