Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Kilas Balik Kiprah Citibank Indonesia yang Bakal Tutup Bisnis Perbankan Ritel
23 April 2021 13:02 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain Indonesia, negara-negara yang akan ditinggalkan Citigroup dari bisnis ritelnya yakni Australia, Bahrain, Cina, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Polandia, Rusia, Taiwan, Thailand dan Vietnam.
Keputusan tersebut merupakan kebijakan pimpinan baru Citigroup yang baru saja menempatkan Jane Fraser sebagai Chief Executive Officer pada bulan lalu.
Lalu, bagaimana kiprah Citibank Indonesia?
Hadir di Indonesia Sejak 1968
Berdasarkan informasi dari laman www.citibank.co.id, Citi sudah hadir di Indonesia sejak tahun 1968. Bersama dengan lebih dari 3.500 karyawan, Citi melayani Indonesia dengan menyediakan layanan perbankan harian, perusahaan, dan investasi untuk para nasabahnya.
Berdasarkan total aset, Citi merupakan salah satu bank asing dengan aset terbesar di Indonesia. Citibank beroperasi di 10 cabang di 6 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Denpasar. Citibank memiliki jaringan transaksi nasabah di sekitar 33.000 titik pembayaran dan jaringan distribusi korporasi di sekitar 6.000 lokasi di 34 provinsi.
ADVERTISEMENT
Citibank terkoneksi dengan jaringan ATM Bersama dengan lebih dari 70.000 terminal ATM yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh wilayah Indonesia.
Terkenal Lewat Layanan Kartu Kredit
Sebelum menghentikan semua layanan consumer banking atau perbankan ritelnya di Indonesia, Citibank akan menjual segmen bisnis tersebut ke pihak lain. Termasuk ke dalam perbankan ritel yang akan dijual adalah layanan kartu kredit.
Kegiatan bisnis Consumer Banking Citi Indonesia salah satunya memang meliputi kartu kredit, kredit tanpa agunan. Layanan tersebut diminati masyarakat dengan beragam penawarannya.
Berbagai jenis layanannya mulai dari Kartu Kredit Citi Rewards, Kartu Kredit Citi PremierMiles, Kartu Kredit Citi Cash Back, Kartu Kredit Citi Simplicity+, Kartu Kredit Garuda Indonesia Citi, hingga Kartu Kredit Citi Telkomsel.
ADVERTISEMENT
Selain kartu kredit, layanan perbankan ritel Citibank di Indonesia adalah kantor cabang retail, layanan pengelolaan kekayaan (wealth management).
Ada juga layanan nasabah perbankan individual yang terdiri dari Citigold, Citi Priority dan Citi Banking, layanan perbankan digital, bancassurance, dan layanan perbankan melalui telepon/CitiPhone, operasional consumer, dan lainnya.
Calon Pembeli Bisnis Perbankan Ritel hingga Kartu Kredit Citibank yang Dijual
Reuters pada Selasa (20/4) melaporkan sejumlah bank global ada dalam daftar calon penawar. Bank-bank calon pembeli itu yakni DBS Group, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), OCBC, dan Standard Chartered (STAN.L).
"Mereka akan mengajukan penawaran untuk bagian dari bisnis konsumen Citigroup (CN) di Asia. Proses penjualan akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan," demikian ditulis Reuters, mengutip sejumlah sumber yang mengetahui masalah ini.
ADVERTISEMENT
Total aset bisnis perbankan ritel Citibank yang akan dijual itu, total nilainya disebut-sebut mencapai USD 82 miliar atau hampir setara Rp 1.200 triliun. Nilai itu hanya mencakup di 13 negara yang akan ditinggalkan Citigroup Inc.
Atas dasar itu, hanya bank-bank yang punya operasi di 13 negara tersebut yang diproyeksi punya peluang besar untuk mengambil alih bisnis perbankan ritel Citi. DBS Group merupakan bank yang menyalurkan pinjaman terbesar di kawasan Asia.
Nasib Nasabah Citibank di Indonesia
CEO Citibank Indonesia, Batara Sianturi mengatakan bahwa hal tersebut tak akan berdampak pada klien maupun nasabah Citibank di Tanah Air. Pihaknya pun memastikan akan tetap melayani nasabah.
“Untuk saat ini, kami akan terus melayani klien dan nasabah kami dengan penuh perhatian, empati, dan dedikasi yang sama seperti yang kami lakukan selama ini,” ujar Batara dalam keterangannya, Jumat (16/4).
Selain itu, operasional bisnis Citibank Indonesia juga tak akan mengalami perubahan. Menurutnya, operasional bisnis akan berjalan seperti biasa.
ADVERTISEMENT
Pernah Ada Kasus Penggelapan yang Dilakukan Malinda Dee
Selain layanan dan kinerja baik, perjalanan Citibank di Indonesia pernah mengalami kejadian kurang mengenakkan saat adanya kasus penggelapan atau pencucian uang yang dilakukan Inong Malinda Dee. Malinda Dee saat itu menjabat sebagai Senior Relationship Manager Citibank.
Kejadian bermula saat ada nasabah menemukan ada kejanggalan transaksi pada Maret 2010 dan melaporkannya ke pihak Citibank. Mendapatkan laporan itu, Citibank menggelar audit internal untuk menelusuri kejanggalan dalam rekening nasabah.
Setelah itu, diketahui Malinda Dee yang telah melakukan pemindahbukuan dan pentransferan dana tanpa ada perintah atau permintaan dari pemilik rekening. Kerugian dari kasus tersebut mencapai miliaran rupiah.