Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kimia Farma Rugi Bersih Rp 1,8 Triliun di 2023, Ini Penyebabnya
25 Juni 2024 22:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,8 triliun sepanjang tahun 2023. Penyebabnya mulai dari masalah operasional hingga dugaan fraud yang dilakukan anak usaha.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAEF, Lina Sari, mengatakan perusahaan masih mencatatkan pertumbuhan penjualan di tahun 2023 sekitar 7,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp 9,96 triliun.
Selain itu, meskipun kondisi pasar farmasi nasional yang tertekan pada tahun 2023, Kimia Farma bisa menurunkan kewajiban (liabilitas) sebesar 5 persen dibandingkan tahun 2022.
"Jadi secara garis besar salah satu penyebab kerugian ini disebabkan adanya masalah operasional," jelas Lina saat public expose RUPST 2023, Selasa (25/6).
Lina menjelaskan masalah operasional disebabkan kurangnya efisiensi pabrik yakni kapasitas yang terlampau besar, sementara utilisasi sangat rendah atau di bawah 40 persen.
Penyebab kerugian kedua, lanjut dia, yaitu komposisi produk KAEF di tahun 2023 didominasi produk dengan margin rendah. Faktor lainnya adalah KAEF melakukan impairment terhadap persediaan dan utang di tahun 2023.
ADVERTISEMENT
"Penyebab lainnya adalah dugaan integritas penyediaan data di Kimia Farma Apotek. Terkait hal ini belum bisa elaborasi lebih jelas karena memang masih dalam tahap evaluasi oleh konsultan," ungkap Lina.
Lina mengakui, KAEF baru pertama kali merasakan kerugian di tahun 2023. Dia berharap, perseroan melakukan perbaikan di tahun 2024 sehingga bisa membalikkan keadaan menjadi kembali untung.
Beberapa upaya yang akan dilakukan adalah dengan fokus pada produk bermargin tinggi. Targetnya, terdapat peningkatan service level pemenuhan pesanan hingga 85 persen peningkatan portofolio bermargin tinggi dan alat kesehatan.
Kemudian, melakukan rasionalisasi fasilitas produksi alias menutup setidaknya 5 dari 10 pabrik yang dimiliki KAEF Group untuk peningkatan utilitas pabrik menjadi di atas 40 persen dan efisiensi.
ADVERTISEMENT
"Ada juga masalah finansial keuangan yang cukup besar, kami juga restrukturisasi keuangan yang dimonitor Kemenkeu," ujar Lina.
Adapun rencana transformasi perseroan untuk penguatan operasional dan peningkatan profitabilitas dilakukan bersama dengan Project Management Office (PMO) Restrukturisasi Keuangan dan Reorientasi Bisnis yang dibentuk Kementerian BUMN.
Target Kimia Farma di 2024
Lina mengatakan untuk menopang kinerja tahun 2024, KAEF akan terus melakukan perbaikan operasional, pengendalian biaya, penguatan GCG serta telah mengalokasikan belanja modal (capex) yang dominan untuk pengembangan bisnis Kimia Farma Apotek.
"Anggaran ini rencananya akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis, perpanjangan sewa, relokasi outlet, dan rebranding. Sedangkan, segmen manufaktur mengalokasi belanja modal yang akan digunakan untuk mendukung operasional pabrik," jelasnya.
Dengan alokasi belanja modal dan operasional tersebut, Manajemen KAEF menargetkan kinerja tahun 2024 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. KAEF menargetkan penjualan tahun 2024 tumbuh double digit dibandingkan dengan realisasi tahun 2023.
ADVERTISEMENT
"Kerugian yang besar yang kami dapatkan di 2023, kami masih menargetkan adanya perolehan laba tentunya, cuma secara persentase tentunya masih tidak bisa bicara double digit karena ini masih bergerak angkanya," tutur Lina.