Kinerja Sektor Jasa Keuangan Stabil di Awal Tahun, Inflow Asing Tembus Rp 3,38 T

27 Februari 2023 18:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar ditemui di sela Dialog Akhir Tahun dengan Industri Jasa Keuangan di Semarang, Selasa (13/12/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar ditemui di sela Dialog Akhir Tahun dengan Industri Jasa Keuangan di Semarang, Selasa (13/12/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) tetap tumbuh kuat. Hal ini turut berkontribusi dalam mempertahankan kinerja perekonomian nasional di tengah masih tingginya ketidakpastian global.
ADVERTISEMENT
"Kinerja perekonomian global di awal tahun 2023 secara umum berada di atas ekspektasi khususnya di AS dan Eropa khususnya untuk pasar tenaga kerja yang persisten kuat dan indikator sektor riil lainnya bergerak positif," ujar Mahendra dalam Konferensi Pers RDK Februari 2023, Senin (27/2).
Ia melihat re-opening perekonomian Tiongkok juga meningkatkan optimisme bahwa resesi global dapat dihindari. Meski begitu, pengetatan kebijakan moneter global diperkirakan terus berlanjut seiring penurunan inflasi yang lambat.
"Harga komoditas yang terus turun perlu dicermati," katanya.
Adapun di tengah dinamika perekonomian global tersebut, indikator perekonomian domestik terpantau tetap solid. Neraca dagang melanjutkan surplus di Januari 2023, begitupun Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur juga terus berada di zona ekspansi dalam kurun waktu 17 bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
"Optimisme dan konsumsi masyarakat juga mencatatkan perbaikan yang terkonfirmasi dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Ritel," ungkap Mahendra.

Pasar Modal Kian Menguat

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengungkapkan pada pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai dengan 24 Februari 2023 tercatat menguat sebesar 0,25 persen secara bulanan (month-to-date/mtd). Hal ini seiring investor non-resident yang membukukan inflow sebesar Rp 3,38 triliun.
"Secara ytd, IHSG menguat tipis 0,09 persen dengan inflow investor non-resident sebesar Rp 162,8 miliar," tambah Inarno.
Sementara, di pasar obligasi, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat 0,04 persen (mtd) atau sekitar 1,53 persen secara tahunan (year-to-date/ytd) ke level 350,07. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp 84,2 miliar (mtd) dan Rp 177,2 miliar (ytd).
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023). Foto: Dok. Istimewa
Lebih lanjut, non-resident di pasar SBNI mencatatkan outflow Rp5,82 triliun (mtd). Namun, secara tahunan membukukan inflow sebesar Rp 43,88 triliun. Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd naik sebesar 6,20 bps, namun demikian secara ytd masih menguat (turun) sebesar 12,66 bps.
Menurut Inarno, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana1 tercatat sebesar Rp 509,18 triliun atau menurun 0,05 persen (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net subscription sebesar Rp 3,96 triliun (mtd). Secara ytd, NAB reksa dana tumbuh 0,85 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp 7,88 triliun.
Penghimpunan dana oleh perusahaan melalui pasar modal hingga 24 Februari 2023 tercatat sebesar Rp 35,8 triliun, dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 17 emiten. Di pipeline, masih terdapat 73 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp 108,4 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO yang akan dilakukan oleh 45 calon Emiten Baru.
ADVERTISEMENT