Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah Nicke Widyawati: Dulu Panjat Menara, Kini Duduk di Puncak Pertamina
11 Desember 2021 17:58 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati , bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, baru-baru ini masuk dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia atau The World’s Most Powerful Women 2021 yang dibuat media skala internasional, Forbes.
ADVERTISEMENT
Nicke berada di peringkat 27 dalam daftar yang dirilis pada 7 Desember 2021 itu. Sebelumnya, Nicke juga masuk dalam daftar ini pada 2020 lalu.
Nicke merupakan wanita kedua yang dipercaya memimpin Pertamina, salah satu BUMN terbesar di Indonesia. Salah satu pertimbangan Forbes memasukkan nama Nicke adalah kinerjanya dalam memimpin Pertamina.
Di tahun ini, Pertamina berhasil membukukan laba USD 183 juta atau setara Rp 2,6 triliun (kurs Rp 14.300) pada semester I 2021. Capaian ini kebalikan dari realisasi di semester I 2020 yang rugi USD 768 juta.
Kesuksesan Nicke tidak diraih dengan mudah. Dalam podcast BUMN Muda, perempuan kelahiran Tasikmalaya 53 tahun lalu itu menceritakan perjalanan kariernya.
Lulusan Teknik Industri ITB ini mengawali karier di PT Rekayasa Industri (Rekind) sebagai seorang insinyur lapangan. Dengan helm konstruksi dan alat pelindung lainnya, Nicke muda berkeliling lapangan mengecek proyek. Tak jarang dirinya harus memanjat menara. Itu lah aktivitasnya di tahun-tahun pertama meniti karier.
ADVERTISEMENT
"Rekind, di sini lah impian saya mulai berawal. Dari seorang bankir ketika kerja sambil kuliah, lulus saya mengambil profesi sebagai seorang insinyur di lapangan. Jadi saya memakai helm ini setiap hari, memanjat-manjat tower, keliling lapangan, ini saya lakukan bertahun-tahun. Di sini lah belajar banyak hal," kata Nicke seperti dikutip kumparan dari Youtube BUMN Muda, Sabtu (11/12).
Selama di Rekind, Nicke turut serta dalam beberapa proyek besar. Di antaranya adalah pembangunan pabrik Pupuk Sriwijaya dan proyek migas lepas pantai ExxonMobil.
"Pertama kalinya Indonesia bisa membangun secara mandiri itu di Pusri 1B, itu saya menjadi project engineer di sana. Banyak proyek juga, proyek untuk offshore di Exxon. Pertama kalinya transfer teknologi, dikerjakan sendiri oleh putra-putri bangsa," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Setelah bekerja di lapangan, Nicke mulai masuk ke jajaran manajemen. Hampir semua fungsi manajemen pernah dijalaninya selama 23 tahun di Rekind.
"Banyak memori, 23 tahun saya di sini. Dari mulai insinyur di lapangan, masuk ke manajemen korporasi, masuk ke human capital management, kemudian finance management, pindah lagi ke bisnis. Hampir semua fungsi saya kelilingi selama 23 tahun di Rekind," tuturnya.
Meski bekerja keras di lapangan, Nicke tak melupakan perannya sebagai seorang ibu. Ia hanya tidur 4 jam sehari karena menjalankan peran sebagai wanita karier sekaligus ibu rumah tangga.
"Itu fakta. Karena mungkin sudah terbiasa, dulu saya kuliah sambil kerja, kemudian saya kerja sebagai ibu yang multi tasking. Siang kerja malam mengasuh anak. Jadi jam tidur saya itu 4 jam saja cukup," katanya.
ADVERTISEMENT
Berkat kerja keras itu, Nicke kini bisa memimpin Pertamina. Kepada generasi milenial, Nicke memberikan pesan agar bisa sukses dalam karier.
"Jangan berhenti belajar, terus improve kapabilitas agar selalu siap menggapai peluang yang datang. Kemudian kita harus bisa menjadi pribadi yang lebih tangguh dengan selalu mencoba hal baru, selalu belajar dari kesalahan. Ketika gagal, bangun lagi. Jangan takut melalui proses itu," pungkasnya.