Kisruh Komisaris BUMN, Adian Napitupulu dan Jubir Erick Thohir Saling Debat

26 Juli 2020 9:08 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto kolase Erick Thohir dan Adian Napitupulu Foto: Helmi Afandi-kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto kolase Erick Thohir dan Adian Napitupulu Foto: Helmi Afandi-kumparan
ADVERTISEMENT
Perseteruan antara Adian Napitupulu dengan Menteri BUMN, Erick Thohir soal kursi komisaris di perusahaan negara terus berlanjut. Mulanya, Erick menyebut Adian meminta jabatan komisaris BUMN. Namun hal itu secara tegas langsung dibantah Adian karena Presiden Jokowi yang meminta nama-nama tersebut.
ADVERTISEMENT
Adian pun menyebut semua komisaris dan direksi BUMN adalah titipan karena tidak dibuka lowongannya secara terbuka. Pihak Erick pun tidak terima. Melalui Juru Bicara Menteri BUMN Arya Sinulingga, Adian disebut sebagai orang yang tidak paham budaya korporasi BUMN.
Seperti apa perseteruan keduanya?

1. Adian Sebut Semua Komisaris BUMN Titipan

Dalam acara buka-bukaan di Youtube, Kamis (23/7), Adian mengatakan semua jabatan komisaris atau pun direksi di BUMN merupakan titipan. Sebab, selama ini jabatan tersebut tidak dilelang atau dibuka secara umum.
"Enggak ada yang enggak titipan, semua titipan karena enggak ada jalur yang dibuka untuk semua orang bisa akses ke sana. Enggak ada lowongannya di media mana pun, yuk rama-ramai lamar, enggak ada," kata Adian.
ADVERTISEMENT
Bedanya, kata Adian, nama-nama yang diserahkan dirinya ke Jokowi untuk posisi jabatan komisaris BUMN merupakan permintaan dari Jokowi, bukan dari dirinya.
Dia justru menyoroti nama-nama komisaris BUMN di luar dari partai politik, relawan, ataupun kementerian. Kata Adian, seandainya benar ada 1.000 komisaris BUMN berasal dari partai, relawan, dan kementerian, dia justru mempertanyakan ribuan kursi komisaris lainnya yang tidak jelas asal usul instansinya.
Berdasarkan pernyataan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, jumlah BUMN beserta anak hingga cicitnya berjumlah sekitar 1.000 sampai 1.200 perusahaan. Jika setiap BUMN minimal punya 3 direksi dan komisaris, kata Adian, maka ada 6.000 hingga 7.200 orang yang menduduki kursi empuk itu.
"Oke kita andaikan 1.000 orang titipan partai, kementerian, dan instansi lainnya, lalu yang 5.000 sampai 6.200 orang ini titipan siapa? Titipan pengusaha kah? Titipan mafia kah? Titipan keluarga kah? Titipan tetangga kah? Titipan hantu? Titipan dedemit atau apa?" kata Adian.
ADVERTISEMENT
2. Jubir Erick Thohir Sebut Adian Tidak Paham Budaya Korporasi
Staf Khusus merangkap Juru Bicara Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga, menanggapi berbagai tudingan politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, soal pengelolaan BUMN. Salah satu yang dituding Adian, adalah bahwa semua komisaris BUMN titipan karena tak pernah ada rekrutmen atau pembukaan lowongan kerja.
"Pernyataan Bung Adian ini malah menunjukkan bahwa Bang Adian tidak mengerti budaya korporasi. Dan ini lucu, karena apa? Karena mana ada perusahaan pernah buka lowongan kerja untuk direksi dan komisaris di media-media atau diumumkan secara terbuka," kata Arya melalui pernyataan resmi, Jumat (24/7).
Hal ini, lanjut Staf Khusus Erick Thohir itu, sebagai jawaban terhadap Adian yang sebelumnya mengatakan ada lebih dari 5 ribu komisaris titipan di BUMN. "Coba lihat deh. Cek saja, di perusahaan mana pun di dunia ini. Gitu. Lucu gitu. Ya ada mungkin satu dua tapi jarang sekali," ujar Arya.
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
3. Adian Balas Jubir Erick Thohir: Sok Tahu Akut
ADVERTISEMENT
Adian Napitupulu pun tak terima dengan statement Arya Sinulingga. Berikut pernyataan lengkap Adian Napitupulu:
Arya Sinulingga selaku Staf Khusus Menteri BUMN menyatakan bahwa saya, Adian Napitupulu, tidak mengerti tentang korporasi. Selanjutnya, Arya katakan bahwa dalam budaya korporasi tidak pernah ada lowongan Direksi dan Komisaris yang dipublikasikan terbuka. Kira kira demikianlah pernyataan Stafsus Menteri BUMN.
Karena itu, pernyataan Stafsus Menteri BUMN maka saya akan menganggapnya juga sebagai pernyataan atau setidaknya arahan dari Menteri BUMN.
Apakah ada korporasi yang mengumumkan lowongan untuk mengisi jabatan Komisaris dan Direksi secara terbuka melalui media? Ada! Dan itu sebenarnya bukan hal baru, bahkan sering dilakukan. Jadi kalau dikatakan itu tidak pernah ada atau hanya satu dua, maka jangan-jangan memang dia tidak pernah membaca. Tidak pernah baca, bukan berarti itu tidak pernah ada. Ini saya kutipkan beberapa contohnya :
ADVERTISEMENT
1. Perusda Pasar Surya Surabaya pada bulan April tahun 2017 pernah umumkan secara terbuka untuk lowongan sebagai Direktur Utama dan Direktur Administrasi Keuangan.
2. PT Patralog pada tanggal 12 hingga 20 Juni 2019 membuka lowongan kerja sebagai Direksi.
3. PT Bank Jatim pada 18 Desember 2019 membuka lowongan untuk Direktur Utama dan Direktur Konsumer Ritel dan Usaha Syariah.
4. PT Jateng Petro Energi membuka lowongkan kerja untuk Direksi dan Komisaris pada tanggal 6 Mei 2020
Sebenarnya masih banyak contoh lainnya, tapi tidak mungkin saya tuliskan semua di sini. Dari contoh di atas, maka pernyataan bahwa tidak pernah ada lowongan Direksi atau Komisaris Corporate yang di umumkan terbuka tentu sebuah kesalahan besar atau sok tahu yang sangat akut.
ADVERTISEMENT