KKP Bakal Genjot Produksi Susu Ikan di Pantura dan Papua

12 September 2024 19:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Budi Sulistyo di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) Budi Sulistyo di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Susu ikan tengah menjadi perbincangan setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono menyebutkan produk ini akan masuk program Makan Siang Bergizi dan Susu Gratis andalan presiden terpilih Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), Budi Sulistyo, menuturkan KKP kini tengah menggenjot produksi susu ikan di Pantai Utara (Pantura) dan Papua.
Budi bilang, baik Pantura maupun Papua, memiliki bahan baku ikan yang melimpah. Sehingga, menurut dia banyak calon pelaku usaha yang berminat untuk membuka pabrik susu di daerah tersebut.
“Untuk percontohan nanti ada di Pantura seperti Pekalongan, KKP ada di situ, nanti jika berminat sebagai percontohan pemerintah rata-rata yang berminat itu di Pantura dan pantai-pantai timur seperti Papua,” kata kata Budi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/9).
Budi membeberkan saat ini pabrik susu ikan yang sudah eksisting ada di Indramayu, dengan kapasitas produksi 30 ton per bulan dan telah beroperasi sejak 2021. Menurut dia, dengan melimpahnya hasil tangkapan ikan di Pantura, kapasitas produksi susu ikan di daerah tersebut masih bisa ditingkatkan menjadi 50 ton per bulan.
ADVERTISEMENT
Meskipun dia tidak menampik, saat ini produksi susu ikan nasional masih kecil, sebab mulanya dikembangkan dengan desain untuk komunal, yaitu dengan di pabrik kecil atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah. Namun dia memastikan, nantinya pabrik-pabrik susu ikan yang ada di Tanah Air akan memiliki standar yang sama.
“Karena desainnya awal untuk tingkat UMKM (dengan kapasitas) 2 ton per bulan. Awalnya desain mesin pabriknya (UMKM). Nah mungkin ke depan desainnya 4-10 ton (per bulan). Industri itu berkembang di seluruh Indonesia dengan satu standar yang sama dan mendekatkan dengan sumber ikannya,” jelas Budi.
Susu ikan dikembangkan dari ikan layur, meskipun sebenarnya bisa diproduksi dari semua ikan. Namun, menurut Budi, ikan layur dipilih lantaran memiliki nilai ekonomi rendah dan umumnya hanya dimanfaatkan oleh nelayan untuk dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, munculnya pabrik susu ikan dengan menggunakan ikan layur sebagai bahan bakunya, akan membantu ekonomi nelayan. Pemanfaatan ikan layur untuk susu ikan ini, menggunakan semua bagian dari tubuh ikan yang diekstrak untuk menjadi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) hingga akhirnya menjadi produk jadi susu ikan.
“Kemudian di branding kalau dalam dunia industri kan, itu disebut susu analog, susu yang bahan bakunya bukan dari susu hewan di berkaki empat,” imbuh Budi.
Menurut dia, kandungan susu ikan lebih lengkap dibanding susu yang lain, meliputi Omega 3, juga DHA, dan EPA yang tidak terkandung dalam susu sapi. Ketiga kandungan ini merupakan aktor pembentuk otak.
Selain itu, susu ikan juga mengandung kalsium, Vitamin A, Vitamin C juga aman untuk anak. Sebab bebas laktosa dan alergen. “Keunggulannya yang lain itu laktosa free, alergen free, keunggulan yang lain diserap tubuh lebih banyak dan cepat daripada susu lain ya,” terang Budi.
ADVERTISEMENT