KKP: Ekonomi di Pelabuhan Perikanan Tetap Menggeliat Saat Pandemi COVID-19

11 Juli 2021 11:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan sibuk membongkar muat ikan yang tiba di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (6/7/2021). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan sibuk membongkar muat ikan yang tiba di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (6/7/2021). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengeklaim produksi perikanan tangkap di pelabuhan perikanan menunjukkan tren positif di tengah masa PPKM Darurat. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Muhammad Zaini, mengungkapkan aktivitas di pelabuhan perikanan tetap berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat.
ADVERTISEMENT
Langkah itu diambil untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dari sektor kelautan dan perikanan. Zaini menegaskan pelabuhan perikanan menjadi titik penting untuk menunjang sektor pangan.
Menurut Zaini, produk perikanan menjadi salah satu bahan pangan berprotein tinggi untuk menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh masyarakat.
"Meskipun PPKM Darurat dilaksanakan di Jawa-Bali, seluruh pelabuhan perikanan di Indonesia kita terus imbau agar tetap melaksanakan protokol kesehatan. Tidak hanya untuk para pelaku usaha dan nelayan, juga untuk menjaga higienitas produk perikanan hasil tangkapan nelayan," kata Zaini melalui keterangan tertulisnya, Minggu (11/7).
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta yang menjadi pelabuhan perikanan di ibu kota menunjukkan tren peningkatan produksi perikanan tangkap. Pada Semester I Tahun 2021, total produksinya mencapai 85.943 ton atau senilai Rp 1,782 triliun.
ADVERTISEMENT
"Di sini kapal perikanan skala industri mendominasi dengan ikan tangkapan untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Produk unggulannya antara lain cumi-cumi, ikan tuna, ikan layang dan ikan cakalang," kata Kepala PPS Nizam Zachman Jakarta, Bagus Oktori Sutrisno.
Sementara itu, produksi perikanan tangkap di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Lamongan, Jawa Timur juga menunjukkan geliat perekonomian terus berjalan. Kepala PPN Brondong, Ibrahim mengatakan ikan dominan yang didaratkan adalah ikan kurisi, kuniran, kapas-kapas, kakap merah, kerapu, manyung, swanggi, dan cumi-cumi.
Ibrahim mengungkapkan per hari jumlah kapal yang melakukan pembongkaran ikan sebanyak 50 unit dengan rata-rata 100-150 ton ikan didaratkan.
Ikan hasil tangkapan nelayan saat tiba di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (6/7/2021). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
"Pada Semester I Tahun 2021, total produksinya mencapai 24.334 ton atau senilai Rp437,17 miliar. Kapal perikanan yang beroperasi di PPN Brondong didominasi ukuran 10-30 GT, meskipun tak sedikit pula kapal nelayan berukuran kurang dari 10 GT," ungkap Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di luar pulau Jawa, hal positif dapat terlihat dari hasil produksi perikanan tangkap di PPS Bitung, Sulawesi Utara. Total produksi perikanan yang didominasi ikan tuna, cakalang, layang dan tongkol ini mencapai 23.534 ton pada Semester I.
Kepala PPS Bitung, Tri Aris Wibowo mengatakan nilai produksi pada Semester I Tahun 2021 mencapai Rp 559,13 miliar.
"Meski di tengah pandemi, aktivitas perekonomian tidak pudar. Selain untuk mendukung sektor pangan, kita berharap juga dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," tandasnya.
Peningkatan produksi perikanan tangkap yang terjadi di pelabuhan perikanan ini diharapkan berimbas positif pada penambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Peningkatan PNBP pada sub sektor perikanan tangkap menjadi salah satu program kerja Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang ditargetkan mencapai Rp 12 triliun pada tahun 2024.
ADVERTISEMENT