news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KKP Kembangkan Budidaya Ikan dalam Ember untuk Ketahanan Gizi Rakyat

21 Februari 2021 18:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teknik budidaya ikan dalam ember (budikdamber). Foto: Dok. Facebook/Juli Nursandi
zoom-in-whitePerbesar
Teknik budidaya ikan dalam ember (budikdamber). Foto: Dok. Facebook/Juli Nursandi
ADVERTISEMENT
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Wanita Muslimat Nahdlatul Ulama Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan untuk mengembangkan Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber).
ADVERTISEMENT
Budidaya ini dilakukan dengan mengembangbiakkan lele di ember. Di bagian penutupnya ditanami kangkung atau dikenal dengan akuaponik. Dari kerja sama ini, warga binaan di Banjar bisa memanen 135 kg ikan lele dan 43,75 kg sayuran kangkung dari total 35 ember produksi.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto menyambut baik bentuk kerja sama yang dilakukan dengan berbagai elemen masyarakat untuk memacu produktivitas masyarakat terutama di masa pemulihan ekonomi seperti sekarang. Budikdamber bisa jadi sumber ketahanan gizi rakyat.
“Teknologi budidaya seperti Budikdamber sangat cocok untuk diadopsi oleh masyarakat, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk karena tidak memerlukan lahan yang luas dan bisa dilakukan di lahan seperti pekarangan rumah," kata Slamet dalam keterangan tertulis, Minggu (21/2).
ADVERTISEMENT
Memelihara lele sekaligus kangkung melalui Budikdamber tidak memerlukan banyak air. Jadi, teknologi ini tepat untuk digunakan pada daerah yang kesulitan air.
Budidaya Ikan Lele di Kolong Tol Becakayu. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Keunggulan lain Budikdamber ini, kata Slamet, proses pembuatan yang sederhana. Jadi, sistem ini mudah untuk diterapkan di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
Karena itu, melalui program bantuan sarana prasarana produksi budidaya, pada akhir 2020 KKP telah menyalurkan 665 paket bantuan sarana dan prasarana Budikdamber senilai Rp 6,45 miliar kepada pembudidaya di seluruh Indonesia.
“Karena sistemnya yang sederhana, Budikdamber dapat diimplementasikan oleh siapa saja mulai dari ibu rumah tangga hingga anak-anak remaja. Hal ini menjadikan Budikdamber kegiatan yang cukup strategis untuk dapat mencetak calon wirausaha di masa mendatang,” imbuh Slamet.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika Budikdamber diseriusi, memiliki peluang bisnis dan ekonomi yang menguntungkan untuk masyarakat. Ke depan, Budikdamber dapat menjadi salah satu elemen membangun perikanan budidaya nasional.
Selaras dengan Slamet, Kepala BPBAT Mandiangin, Andy Artha Donny Oktopura menjelaskan kerjasama yang dijalin merupakan wujud kepedulian KKP terhadap masyarakat di masa pandemi. Selain bantuan sarana yang disalurkan, BPBAT Mandiangin juga memberikan pelatihan serta pendampingan kepada penerima hingga berhasil melakukan panen.
Andy mengatakan, animo masyarakat yang begitu tinggi untuk melakukan kegiatan budidaya hingga di pekarangan rumah menjadi peluang baik untuk mengedukasi masyarakat bahwa melalui pengelolaan yang baik akan didapatkan budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Apalagi air limbah dari budikdamber sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman khususnya sayuran” ungkap Andy.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan perikanan budidaya sejalan dengan amanat dari Menteri KKP untuk dapat menggerakkan perekonomian masyarakat berbasis pada akuakultur.
Penerapan teknologi Budikdamber dapat menjadi salah satu jawaban untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga. Selain memenuhi kebutuhan akan protein hewani yang didapatkan dari ikan, teknik budidaya yang mengadopsi sistem akuaponik ini juga menghasilkan sayuran untuk dikonsumsi.
Dengan memanfaatkan ember volume 80 liter, teknik Budikdamber ini dapat menghasilkan ikan lele sebanyak 3-5 kilogram per ember.