KKP Sebut Susu Ikan Masuk Makan Bergizi Gratis Tunggu Keputusan dari Badan Gizi

18 September 2024 20:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menunjukkan produk makanan dari ekstrak protein ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI) di PT Berikan Bahari Indonesia di Kandanghaur, Indramayu Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menunjukkan produk makanan dari ekstrak protein ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI) di PT Berikan Bahari Indonesia di Kandanghaur, Indramayu Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) masih mencoba bernegosiasi kepada Badan Gizi Nasional dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) agar susu ikan bisa masuk menu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
ADVERTISEMENT
Direktur Pengolahan dan Bina Mutu Ditjen PDSPKP, Widya Rusyanto, menuturkan pihaknya optimistis susu ikan bisa masuk dalam program andalan Presiden terpilih Prabowo Subianto itu.
"Kalau pasti saya enggak bisa menjawab, karena yang memutuskan nanti Badan Gizi dengan Bapanas ya. Tapi kita mencoba untuk memberikan pengertian, memberikan apa sih keuntungannya seperti itu," jelasnya saat ditemui di pabrik pengolahan susu ikan di Bekasi, Rabu (18/9).
Widya menuturkan, pemerintah juga masih mempertimbangkan ketersediaan, harga, dan pengiriman sebelum menentukan susu ikan bisa dipilih atau tidak.
Selain itu, lanjut dia, KKP juga meminta agar produk perikanan selain susu juga bisa termasuk dalam menu makan bergizi gratis. Pasalnya, ikan adalah sumber protein tinggi yang banyak pasokannya jika dibandingkan daging sapi.
ADVERTISEMENT
"Jangan ayam dan telur saja nanti inflasi lho kalau ayam sama telur. Kalau daging sapi, masih impor," tegas Widya.
Direktur Pengolahan dan Bina Mutu Ditjen PDSPKP, Widya Rusyanto, di pabrik pengolahan susu ikan di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Meskipun masih negosiasi, Widya memastikan respons Badan Gizi Nasional dan Bapanas positif menyambut inovasi susu ikan sebagai substitusi susu sapi.
"Alhamdulillah masih, mereka tertarik kok. Apalagi Pak Arief (Kepala Bapanas) juga melihat potensi susu masih impor. Mudah-mudahan bisa mensubstitusi sebagian. Kita nggak mau menggantikan," tuturnya.
Widya berharap optimisme KKP ini bisa berbuah positif. Pasalnya, industri pengolahan susu ikan sudah terbangun dan akan terus dikembangkan di Indonesia.
Saat ini, produksi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) sebagai bahan baku susu ikan sudah dilakukan di Indramayu, Jawa Barat, oleh PT Berikan Bahari Indonesia dengan kapasitas 30 ton per bulan. Selain hulu industri, perusahaan juga membangun pabrik hilir pengolahan susu ikan di Bekasi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
KKP berencana menambah satu pabrik susu ikan lagi di Pekalongan, Jawa Tengah, dengan kapasitas yang lebih kecil sebesar 2 ton per bulan. Industri tersebut juga akan dibangun terintegrasi dari hulu ke hilir.
"Tapi optimis lah. Kita sudah bekerja, teman-teman sudah bekerja. Ada hasilnya, ya nanti kita bangun di Pekalongan," ucap Widya.
Tak sampai di situ, Widya juga berharap industri susu ikan bisa dibangun di wilayah Indonesia timur yang memiliki ikan melimpah namun belum termanfaatkan dengan maksimal.
"Nanti kalau sudah berhasil bisa bangun di tempat lain. Terutama di daerah-daerah timur. Di daerah timur yang ikannya tidak banyak terpakai dan tidak bisa dikirim ke Jawa," tandasnya.
Sementara itu, Founder Berikan Bahari Indonesia, Yogi Arie, mengatakan perusahaan masih dalam tahap sounding alias promosi susu ikan kepada pemerintah agar bisa masuk menu makan bergizi gratis.
ADVERTISEMENT
"Kalau hubungannya dengan pemerintah yang jelas kita sudah sounding, dan juga tentang konsep otonomi protein ini. Nah sekarang porsinya saya menunggu. Ini saya dibantu oleh kementerian, ada KKP. Itu untuk menjembatani untuk kemungkinan jadi program MBG," ungkap Yogi.