KKP Targetkan RI Swasembada Garam Tercapai Tahun Depan

3 September 2024 19:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi petani garam. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petani garam. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan swasembada garam di Indonesia tercapai pada 2025. Padahal, sebelumnya pemerintah optimistis swasembada garam dapat tercapai pada 2024.
ADVERTISEMENT
Target swasembada garam tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 126 Tahun 2022, tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional. Dalam beleid itu, pemerintah membidik pemenuhan kebutuhan nasional garam dari produksi dalam negeri paling lambat pada 2024.
"Kalau di Perpres itu harusnya 2024 ini sudah kurangi impor garam, garam konsumsi. Kalau harapan saya (swasembada garam) itu 2025, kalau intens, sesuai itu bisa kita capai," kata Dirjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP Victor Gustaaf Manoppo saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (3/9).
Sementara saat ditanya progres kesiapan Indonesia untuk swasembada garam, Viktor mengatakan hal ini berkaitan erat dengan restu Komisi IV DPR, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dalam memberikan tambahan anggaran kepada KKP untuk tahun 2025.
ADVERTISEMENT
“Sekarang itulah kenapa tadi kita upayakan kita tambah anggaran itu kan harus tambahan anggaran, intensifikasi itu kan perlu anggaran, itu kita dorong Komisi IV DPR akan mendorong,” imbuh Viktor.
Sebelumnya, untuk TA 2025, KKP mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 6,14 triliun. Sebab jatah anggaran yang diberikan untuk tahun depan berkurang dari anggaran tahun ini sebesar Rp 6,55 triliun, menjadi Rp 6,22 triliun.
Selain anggaran, Viktor juga membeberkan produksi garam di Indonesia masih menghadapi permasalahan pembebasan lahan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu, dia juga menyoroti tingginya ongkos logistik untuk garam industri jika diproduksi di Tanah Air.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP Victor Gustaaf Manoppo saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
“(Garam) industri tetap kita masih (impor) kita bukan nggak bisa, bisa buat, dengan kualitas industri, masalahnya ini kita buat di sini kendala lain adalah transportasi cost-nya kan mahal. Kita bangun di sana oke bagus, tetapi membawa dari sana keluar itu cost lagi” jelas Viktor.
ADVERTISEMENT
Sebab, daerah potensial untuk penggarapan produksi garam di Tanah Air demi mengejar swasembada garam adalah wilayah Indonesia bagian timur.
“Kalau nanti di Perpres 126 itu percepatan garam itu sudah jelas kita sentra-sentra garam termasuk NTT, ada beberapa kabupaten bisa dijadikan, Malaka itu ada 5.000 hektar disediakan Pemerintah Daerah, kemudian Kabupaten Kupang,” terang Viktor.
Di sisi lain, Viktor juga optimistis produksi garam tahun ini akan bertambah dari target produksi tahun lalu. Sebab tahun ini terjadi el nino. Pada 2023 RI mencatatkan produksi garam sebesar 2,5 juta ton atau sebesar 147 persen dari target pencapaian yang ditetapkan 2023 sebesar 1,7 juta ton.
"Kalau peningkatan produksi di 2024 ini kita lihat akhir tahun, tetapi kayaknya akan nambah nih, dengan kita intensifikasi teknologi tunel itu akan bertambah. Harapannya nanti dengan tambahan musim kemarau panjang harapnya lebih dari 1,7 ton," kata Viktor.
ADVERTISEMENT