Klub Malam yang Wulan Guritno Jadi Komisaris Mau Jual Saham, Berapa Harganya?

3 Mei 2021 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen ulang tahun Wulan Guritno ke-40. Foto: Instagram/@wulanguritno
zoom-in-whitePerbesar
Momen ulang tahun Wulan Guritno ke-40. Foto: Instagram/@wulanguritno
ADVERTISEMENT
Pengelola tempat hiburan malam berbasis restoran Lucy In The Sky, PT Lima Dua Lima Tiga berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Mei 2021 mendatang. Dalam aksi korporasi ini Lima Dua Lima Tiga akan melepas 337.500.000 lembar saham atau 32,61 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
ADVERTISEMENT
Adapun perseroan akan melakukan IPO dengan harga penawaran Rp 100 per lembar saham. Dengan demikian perseroan akan meraup dana segar melalui IPO sebesar Rp 33,75 miliar.
“Harga IPO ini ditentukan berdasarkan beberapa faktor di antaranya kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan, permintaan dari calon investor yang berkualitas, kinerja perseroan, dan prospek usaha,” ujar Direktur Utama Lima Dua Lima Tiga Andaru Tahir dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Senin (3/5).
Selain itu Andaru mengatakan harga IPO tersebut juga ditetapkan dengan mempertimbangkan jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh penjamin pelaksana emisi efek yang dilaksanakan pada tanggal 13 April 2021 - 19 April 2021.
Menariknya di jajaran komisaris perseroan menunjuk aktris Sri Wulandari atau yang akrab disapa Wulan Guritno sebagai komisaris independen. Menanggapi aksi korporasi ini, Wulan Guritno mengatakan cukup terkejut dengan tingginya minat investor terhadap IPO Lima Dua Lima Tiga.
Konser Barasuara di Lucy In The Sky, SCBD. Foto: Alexander Vito/kumparan
“Hasil dari book building sangat mengesankan dan di luar ekspektasi awal kami. Minat investor tetap tinggi untuk menyerap saham Perseroan. Investor melihat prospek cerah di dalam rencana bisnis FnB kami ke depannya,” ujar Wulan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan prospektus perseroan, dana hasil IPO nantinya akan digunakan untuk ekspansi usaha. Rinciannya, sekitar 91,80 persen digunakan untuk modal kerja yaitu 8,01 persen akan digunakan perseroan untuk pembayaran sewa gerai selama setahun yang terletak di SCBD yang dibayarkan kepada pihak ketiga sebesar Rp 2,24 miliar.
Kemudian Sekitar 91,99 persen akan digunakan perseroan untuk kegiatan operasional seluruh gerai Perseroan termasuk pembayaran sewa selama setahun, pembayaran gaji karyawan, proses rekrutmen. Kemudian pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan karyawan, pengembangan sistem yang terintegrasi untuk pengelolaan gerai dan biaya-biaya pemasaran yang dibutuhkan untuk tujuh gerai baru.
Sisanya sekitar 8,2 persen akan digunakan untuk membayar pihak ketiga dalam rangka renovasi gerai SCBD sekitar Rp 2,5 miliar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 236.250.000 waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak-banyaknya 33,87 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Waran diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 10 saham baru perseroan berhak memperoleh tujuh waran seri I. Dana hasil penerbitan waran digunakan untuk modal kerja.
Selain itu, perseroan juga menggelar program alokasi saham pegawai (program ESA) dengan mengalokasikan jumlah sebanyak-sebanyaknya 33.750.000 saham. Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Indo Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Seperti diketahui, Lucy In The Sky adalah salah satu pelopor nightlife event di ruang F&B yang merupakan bagian dari Syah Establishment yang terkenal dengan hotel, komplek perumahan, dan tempat lifestyle lainnya. Beberapa tempat yang dikelola oleh Syah Establishment antara lain Sofia at The Gunawarman, Csaba at The Gunawarman, The Gunawarman Hotel, Bloom at Hotel Monopoli, The Moon at Hotel Monopoli, The Room at Hotel Monopoli, dan Hotel Monopoli.
ADVERTISEMENT