Kolaborasi Mewujudkan Ekosistem Industri di Indonesia yang Berdaya Saing Global

2 Februari 2025 10:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara pelantikan Ketua Badan Kejuruan Teknik Industri (BKTI) Persatuan Insiyur Indonesia (PII) 2024-2027 dan diskusi "Hilirisasi & Produktivitas Industri, Membangun Indonesia Emas" di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (31/1/2025). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Acara pelantikan Ketua Badan Kejuruan Teknik Industri (BKTI) Persatuan Insiyur Indonesia (PII) 2024-2027 dan diskusi "Hilirisasi & Produktivitas Industri, Membangun Indonesia Emas" di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (31/1/2025). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ekosistem industri yang kuat menjadi syarat utama untuk mencapai visi besar Indonesia Emas 2045. Kolaborasi semua pihak diyakini menjadi modal untuk mewujudkan ekosistem ini, khususnya dalam menghadapi persaingan global.
ADVERTISEMENT
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) melalui Badan Kejuruan Teknik Industri (BKTI) pun berkomitmen untuk mendorong sinergi dan kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan guna menciptakan ekosistem industri yang berdaya saing global.
Ketua Umum PII Ilham Akbar Habibie mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi 8%. Menurutnya, re-industrialisasi merupakan salah satu hal utama yang harus dijalankan untuk mencapai target pemerintah tersebut. Tak hanya ekonomi 8%, melainkan hilirisasi industri, swasembada pangan, swasembada energi, dan lainnya.
“Dalam mendukung re-industrialisasi memerlukan peran besar dari para insinyur. Untuk itu, PII akan terus berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk berperan aktif mendukung upaya menumbuhkan industri di tanah air,” ujar Ilham dalam acara '“Hilirisasi & Produktivitas Industri, Membangun Indonesia Emas" di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (31/1).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan RI, Yassierli, yang juga menjabat Ketua Dewan Pembina BKTI PII, menjelaskan sektor ketenagakerjaan Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam hal pengembangan kompetensi.
Lebih jauh, aspek produktivitas, sebagai DNA Teknik Industri, menjadi sangat penting karena hampir semua industri menghadapi tingkat uncertainty yang cukup tinggi.
"Sebagian besar pekerja kita berada pada industri yang produktivitasnya rendah, dan hanya sebagian kecil yang berada pada produktivitas tinggi," papar Yassierli.
Acara pelantikan Ketua Badan Kejuruan Teknik Industri (BKTI) Persatuan Insiyur Indonesia (PII) 2024-2027 dan diskusi "Hilirisasi & Produktivitas Industri, Membangun Indonesia Emas" di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (31/1/2025). Foto: Dok. Istimewa
Menjawab tantangan tersebut, Yassierli, menegaskan, Kementerian Ketenagakerjaan menginisiasi Gerakan Produktivitas Nasional yang akan membutuhkan ahli-ahli produktivitas.
"Kita akan memiliki SKKNI ahli produktivitas yang nantinya akan bisa melihat permasalahan produktivitasnya ada di People, Process, Product, atau Tata Kelola. Saya sangat welcome atas berbagai inisiatif kerjasama," terang Yassierli.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua BK Teknik Industri, Wiza Hidayat, yang baru saja dilantik untuk kepemimpinan 2024-2027, menyampaikan pihaknya siap menjadi wadah profesional bagi insinyur teknik industri yang berperan penting di berbagai sektor.
“Keilmuan Teknik Industri adalah ilmu tentang Kolaborasi. Keberadaan profesi ini menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing industri nasional menghadapi berbagai permasalahan bangsa seperti swasembada energi, pangan, hilirisasi, perubahan iklim, kompetensi, dan lain sebagainya,” papar Wiza.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, dirinya meyakini bahwa insinyur teknik industri Indonesia dapat membawa perubahan signifikan bagi kemajuan bangsa.
Acara ini mengusung konsep “Green Event”, semua emisi karbon yang dihasilkan oleh seluruh peserta mulai dari perjalanan ke lokasi acara, listrik, dan properti yang digunakan serta makanan (Scope 1,2 dan 3) telah di-offset dengan pembelian kredit karbon dari IDX Carbon.
ADVERTISEMENT
Sebagai komitmen menghilangkan jejak karbon dari seluruh kegiatan BKTI PII dan menjadi pionir dalam wujudnya nyata langkah berkelanjutan untuk masa depan.