Komisi VII DPR Pesimistis Blok Masela Rampung di 2029, Ini Kata SKK Migas

27 Maret 2024 20:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi blok masela. Foto: SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi blok masela. Foto: SKK Migas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi VII DPR mengaku pesimistis Blok Masela bisa mulai berproduksi atau onstream sesuai target di tahun 2029 berdasarkan rencana pengembangan (Plan of Development/POD)-1 revisi 2.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi VII DPR, Maman Abdurrahman, menyebutkan ada keraguan muncul dari parlemen Blok Masela bisa berproduksi sesuai target, padahal ini penting untuk peningkatan produksi migas nasional.
"Ada keraguan dari kami Komisi VII bahwa target onstream Blok Masela tahun 2029 itu tidak akan tercapai, ini berangkat dari keraguan kami bahwa target onstream Blok Masela itu di 2029," ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Rabu (27/3).
Maman menyebutkan, alasan yang mendasari keraguan tersebut adalah belum ada progres pembebasan lahan untuk fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) di darat (on shore). Menurut dia, masalah itu pasti membutuhkan waktu lama.
Dengan demikian, Maman mengusulkan agar pengolahan LNG dari produksi Blok Masela dikirimkan saja ke fasilitas LNG yang dimiliki Inpex Corporation di Darwin, Australia Barat.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Kamis (31/11). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Adapun konsorsium operator Blok Masela terdiri dari Inpex Corporation dengan hak partisipasi 65 persen, Pertamina 20 persen, dan Petronas 15 persen.
ADVERTISEMENT
"Coba mulai dikaji pak, kita tidak usah lagi urusan onshore offshore, masuk kepada satu ide yaitu menggunakan fasilitas Inpex yang ada di Darwin," tuturnya.
Ditemui terpisah, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto merespons keresahan Komisi VII DPR. Dia masih optimistis Blok Masela dapat berproduksi di tahun 2029, sebab proses perizinan tidak akan menjadi kendala.
"Itu bagus untuk menjadi tantangan buat kita bagaimana bisa bekerja secara terintegrasi, satu tim antara Inpex tentu dengan konsorsiumnya Pertamina, dan SKK Migas supaya seluruh proses perizinan itu tidak menjadi hambatan," katanya.