Komisi VII DPR Sepakat Subsidi Solar 2025 Naik hingga Rp 3.000 per Liter

19 Juni 2024 13:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rapat kerja antara Komisi VII DPR dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (19/6/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapat kerja antara Komisi VII DPR dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (19/6/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif menyetujui asumsi dasar sektor ESDM pada RAPBN 2025 dalam forum Raker Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (19/6). Ada beberapa perubahan dari usulan yang diajukan Kementerian ESDM.
ADVERTISEMENT
Beberapa perubahannya antara lain seperti lifting migas disepakati menjadi 1,603-1,652 juta BOEPD, dari usulan ESDM sebesar 1,58-1,64 juta BOEPD. Kemudian subsidi listrik 2025 disepakati Rp 84 triliun hingga Rp 88,36 triliun, dari usulan ESDM Rp 83,02 triliun hingga Rp 88,36 triliun.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan meskipun ada penurunan permintaan minyak dunia, menurutnya target lifting minyak harian Indonesia tahun depan bisa di kisaran 600.000-605.000 barel per hari. Target ini akan dipenuhi dari lapangan eksisting dan yang akan berproduksi.
"Lifting (minyak) kita sangat tergantung dari blok blok Rokan, Cepu, Banyu Urip dan blok lain yang diharapkan ke depan akan segera menghasilkan juga. Sehingga meskipun ada tren turun, tetapi kita berharap tetap kita dengan lifting minyak bumi di kisaran batas bawah 600.000 barel sampai 605.000 barel per hari," ucapnya.
Ketua DPP NasDem/Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto Foto: Dok. NasDem
Politisi dari Partai NasDem itu juga menyebut bahwa target lifting minyak tersebut merupakan angka psikologis yang sudah sangat diperhitungkan konsekuensi seperti cost recovery produksi dan cost recovery eksplorasi.
ADVERTISEMENT
Cost recovery kita sepakat dengan usulan pemerintah bahwa meskipun ada tren turun tapi cost recovery coba kita angkat naik, supaya bisnis di hulu itu juga tetap menarik, sehingga kita bisa mempertahankan produksi lifting di 600.000 barel per hari dan cost recovery kita patok di angka di Rp 8,25 sampai 8,5 triliun,” tambahnya.
Selain itu, nilai subsidi solar yang ditanggung pemerintah juga naik. Dari yang tahun ini Rp 1.000, untuk tahun depan, disepakati jadi Rp 1.000 hingga Rp 3.000 per liter.

Berikut isi kesepakatan Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM terkait asumsi dasar sektor ESDM dalam RAPBN 2025:

Hasil Kesimpulan Raker Komisi VII DPR dengan Menteri ESDM
1. ICP USD 80-85 per barel
2. Lifting migas 1,603-1,652 juta BOEPD
a. Minyak bumi 600-605 ribu BOEPD
b. Gas bumi 1,003-1,047 juta BOEPD
ADVERTISEMENT
Mulai 1 Juli 2022, beli pertalite dan solar di SPBU wajib daftar MyPertamina. Foto: Dok. Pertamina Patra Niaga
3. Volume BBM dan LPG Bersubsidi
a. Volume BBM bersubsidi 19,05-19,58 juta KL
b. Volume LPG 3 kg 8,2 juta metrik ton
4. Subsidi Tetap Minyak Solar (GasOil 48) Rp 1.000-3.000 per liter
5. Subsidi listrik Rp 84-88,36 triliun

Usulan ESDM Asumsi Dasar Sektor ESDM RAPBN 2025

1. ICP USD 75-85 per barel
2. Lifting Migas 1,58-1,64 juta BOEPD
a. Minyak bumi 580-601 ribu BOEPD
b. Gas Bumi 1,003-1,047 juta BOEPD
3. Volume BBM dan LPG Bersubsidi
a. Volume BBM bersubsidi 18,84-19,99 juta KL
b. Volume LPG 3kg 8,17 juta metrik ton
ADVERTISEMENT
4. Subsidi Tetap Minyak Solar (Gas Oil 48) Rp 1.000-3.000 per liter
5. Subsidi listrik Rp 83,02-88,36 triliun