Komitmen Pertamina Garap CCUS, Potensi CO2 Storage hingga 2.800 Juta Ton

22 September 2022 16:10 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pengeboran Migas Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengeboran Migas Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Parhusip mengatakan berkomitmen mempromosikan pengembangan gas dan proyek dekarbonisasi dalam portofolio bisnis Pertamina.
ADVERTISEMENT
Salah satunya penerapan teknologi Carbon Capture Storage/Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCS/CCUS) dengan menggandeng berbagai perusahaan migas raksasa. Menurut Budiman, bisnis baru ini sangat potensial untuk PHE.
Mitra tersebut mulai dari Japan Petroleum Exploration Co. Ltd. (JAPEX), Japan NUS Co., Ltd. (JANUS), Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), ExxonMobil, dan lain sebagainya.
Budiman menuturkan, beberapa wilayah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, memiliki klaster atau kawasan industri yang menghasilkan CO2 dan emisinya akan terus meningkat di masa mendatang.
"PHE memiliki posisi yang sangat unik dalam hal ini, karena kami memiliki reservoir yang memiliki wilayah kerja yang dekat dengan klaster industri," katanya saat menjadi panelis di IPA Convex 2022 di Jakarta, Kamis (22/9).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Budiman berkata PHE memiliki reservoir sebagai tempat penyuntikan atau injeksi CO2 dari klaster industri. Dia mengungkapkan potensi penyimpanan atau storage CO2 dari seluruh depleted reservoir milik Pertamina.
"Potensi penyimpanan kami adalah sekitar 2.800 juta ton. Ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk bekerja sama dengan setiap pemangku kepentingan untuk depleted reservoir," jelasnya.
Dirut PT Pertamina Hulu Energi, Budiman Parhusip. Foto: Wendiyanto/kumparan
Untuk membangun roadmap atau peta jalan CCUS, kata dia, Pertamina bekerja sama dengan perusahaan minyak internasional, yakni berupa joint study dan evaluasi studi CCS/CCUS.
Beberapa di antaranya adalah proyek Enhanced Oil Recovery (EOR) Gundih dengan potensi penyimpanan 3 juta ton CO2 untuk 10 tahun, ditargetkan berproduksi atau on-stream di tahun 2026.
Kemudian CCUS EOR di Sukowati dengan pasokan CO2 dari proyek gas Jambaran-Tiung Biru dari dengan potensi penyimpanan 10 juta ton CO2 untuk 15 tahun, target berproduksi di 2031. Lalu CCUS EOR Ramba akan berproduksi di 2030, serta CCUS Jatibarang yang akan mulai berproduksi di tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Jatibarang, kami akan melakukan injectivity test yang kami rencanakan mulai menyuntikkan CO2 di tahun ini, akhir tahun ini," ungkap Budiman.
Adapun untuk memastikan kelayakan ekonomi dan komersial, Budiman berkata Pertamina akan berhati-hati menjaga peluang nilai dan komersial dengan memahami teknis CCS/CCUS, serta merancang model bisnis dan pendanaan atau investasi dengan baik.
"Untuk peraturan fiskal, PHE berharap kami dapat memiliki persyaratan fiskal yang lebih menarik pada proyek ini untuk membantu kami lebih ekonomis, karena investasi CCS/CCUS cukup berat," imbuhnya.