Komponen Biaya Logistik Produk RI Capai 14 Persen, Negara Maju Cuma 8 Persen

10 Oktober 2023 11:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Komponen biaya logistik dalam harga produk di Indonesia masih tinggi, yakni 14 persen. Salah satu indikator negara maju adalah harga logistik di dalam komponen produk hanya 8 persen.
ADVERTISEMENT
"Biaya logistik terhadap harga barang adalah 14,29 persen," kata Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, Arif Toha, dalam Seminar Peningkatan Kinerja Logistik Melalui Utilitas Layanan NLE di Hotel Borobudur, Selasa (10/10).
Dia merinci, komponen terbesar dari biaya logistik tersebut adalah dari transportasi darat yakni 7 persen, kemudian perjalanan laut 3,6 persen, warehousing 1,5 persen, administrasi 1,2 persen, dan transportasi udara 0,8 persen.
"Upaya perbaikan yang kami lakukan adalah optimalisasi layanan infrastruktur transportasi yang menyebabkan rendahnya performa layanan. Dan peningkatan kapasitas angkutan moda transportasi serta perbaikan kinerja layanan khususnya di sektor transportasi darat," kata Arif.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional, Kementerian PPN/Bappenas, Laksmi Kusumawati mengatakan negara maju memiliki biaya logistik yang lebih murah, yakni 8 persen.
ADVERTISEMENT
"Dalam RPJPN 2025-2045, terdapat beberapa indikator sasaran. Biaya logistik ini harus sama dengan negara maju yaitu 8 persen PDB," kata Laksmi.
Menurutnya, performa logistik di Indonesia perlu didukung dengan investasi sehingga ekosistem ekonomi nasional semakin terintegrasi. Bila itu dilakukan, target-target lain di dalam RPJPN 2025-2045 juga bisa tercapai.
"Sehingga PMTB dalam RPJPN 2025-2045 bisa sebesar 27,2 persen PDB dan ekspor barang dan jasa 40 persen PDB," pungkasnya.