Kompor dan Kendaraan Listrik Masih Jadi Rencana PLN Kurangi Emisi

6 Oktober 2022 19:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PLN. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PLN. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) akan mendorong penggunaan kompor hingga kendaraan listrik demi mencapai net zero emission hingga tahun 2060. Sektor kelistrikan telah mengambil porsi sekitar 15 persen dari total emisi Indonesia 200 juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT
Executive Vice President Perencanaan Korporat PLN Hot Martua Bakara menyebut, apabila pemerintah tidak mengambil langkah cepat, total emisi Indonesia pada tahun 2060 mencapai 920 juta ton per tahun. Melihat hal ini, PLN menyadari perkembangan global dalam kondisi disrupsi dengan adanya dekarbonisasi, desentralisasi dan digitalisasi.
"Sampai dengan 2060 kalau tidak dilakukan apa-apa sekitar 5 kali lipat menjadi 920 juta ton per tahun," ujar Bakara dalam webinar peran Kementerian PUPR dalam mendorong pembiayaan hijau untuk energi bersih, Kamis (6/10).
Dari sisi dekarbonisasi, pihaknya harus mengambil sikap melakukan strategi dengan menyikapi perkembangan yang ada. Untuk itu, Ia mencoba melakukan sejumlah strategi mencapai net zero emission yang terdiri dari tiga pilar.
Pertama, kata dia, tujuan jangka pendek yang dilakukan sejak tahun 2021-2030. PLN mendukung pemerintah mencapai NCC 2030 dengan pengurangan sekitar 29 persen.
ADVERTISEMENT
Kedua, jangka panjang dari tahun 2031-2060 yang bertujuan mencapai carbon neutral. Tidak hanya itu, Ia juga mendorong energi terbarukan dan sudah menerapkan teknologi baru penyimpanan baterai beserta interkoneksi yang akan masuk ke renewable energy, sehingga harus memiliki sistem kontrol kuat.
Di sisi lain, Ia menilai, apabila PLN sudah menyiapkan semua itu. Ia berharap agar masyarakat sebagai pelanggan harus beralih dari penggunaan energi fosil menjadi listrik.
"Salah satunya kita akan dorong penggunaan kompor induksi, kendaraan listrik, bertumbuhnya rooftop solar dan energy as a service, rec carbon credit dan skema perdagangan emisi," pungkas Bakara.