Kondisi Bisnis Pakaian Dalam, di Tengah Makin Banyak Perempuan Enggan Pakai Bra

27 Mei 2023 6:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Durasi yang tepat untuk mengenakan bra. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Durasi yang tepat untuk mengenakan bra. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bisnis pakaian dalam wanita masih menjanjikan prospek yang cemerlang, di tengah makin banyaknya perempuan enggan memakai bra.
ADVERTISEMENT
Mengutip Business Insider, Jumat (26/5), peritel pakaian dan aneka aksesoris yang berpusat di Pittsburgh, Pennsylvania, yakni American Eagle sudah melakukan survei terkait maraknya perempuan yang enggan menggunakan bra.
Berdasarkan hasil survei tersebut ditemukan perkembangan desain pakaian termasuk model bra, menjadi pemicu keengganan perempuan AS pakai bra.
"Ini karena barang-barang seperti bralette dan crop top telah menjadi populer sebagai pakaian luar," kata Direktur Eksekutif American Eagle, Jennifer Foyle.
Oleh karena itu, American Eagle dan brand pakaian dalam satu grup-nya, Aerie, memutuskan untul memfokuskan ulang bisnis mereka.
"Gadis-gadis mengenakan atasan bra. Jadi, tidak perlu bra, dan kami fokus pada itu dan bagaimana dia memakai pakaian intimnya," lanjut Jennifer.
Lebih lanjut, British Vogue melaporkan, di acara The Daily Front Row's Annual Fashion Awards bulan lalu, mayoritas tamu undangan memilih menggunakan bralette. Kemudian dipadukan dengan rok panjang atau celana panjang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu produsen pakaian dalam terkemuka lainnya, Victoria's Secret yang merupakan saingan utama Aerie, secara khusus memproduksi bra yang lebih fashionable untuk dikenakan sebagai pakaian luar.
"Victoria's Secret bahkan memiliki halaman di situs web-nya yang didedikasikan untuk atasan bra yang dapat dikenakan sebagai pakaian luar, dengan barang-barang seperti atasan korset dan bra balconette bordir," tulis Business Insider.
Pengecer pakaian dalam Pour Moi juga memiliki pilihan pakaian dalam yang diberi label di situs webnya sebagai "dikenakan untuk dilihat," termasuk bustiers, bralette, dan body suit berenda.
InStyle melaporkan tentang tren tersebut, dan menilai telah terjadi perubahan gaya busana pakaian dalam pada era 2000-an dibandingkan 1990-an. Kini 'pakaian dalam' tak lagi harus dipakai di dalam pakaian.
Ilustrasi Bra. Foto: Shutter Stock
Prospek Bisnis Pakaian Dalam Tetap Cerah
ADVERTISEMENT
Meski perempuan khususnya di Amerika Serikat (AS) enggan memakai bra, ternyata tren itu tak membuat prospek bisnis pakaian dalam khususnya bra surut. Data Stratview Research menunjukkan nilai pasar bra secara global pada 2023 diproyeksi mencapai USD 24,2 miliar, naik dari 2022 sebesar USD 23 miliar.
Tren kenaikan masih akan terus terjadi setidaknya hingga 2026 dengan pertumbuhan secara tahunan atau CAGR 5,6 persen per tahun. Penurunan minat mengenakan bra, terkompensasi oleh peningkatan penjualan bralette, crop top, dan produk modifikasi pakaian dalam lainnya menjadi pakaian luar.
American Eagle misalnya, mengungkap kenaikan penjualan sport bra merek Aerie miliknya. Aerie yang punya 300 toko tersendiri di AS di luar gerai American Eagle, menghasilkan omset sepertiga dari total pendapatan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Merek bra penguasa pasar global, yang sukses merebut minat perempuan selain Aerie dan Victoria's Secret , antara lain L Brands Inc (AS), Hanesbrands Inc (AS), Wacoal (Jepang), Triumph Internasional (India), dan Wolf Lingerie Limited (Hong Kong).