Konflik India-Pakistan Mereda, Harga Emas Diproyeksi Turun Tipis

11 Mei 2025 17:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi harga emas. Foto: Pixfiction/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi harga emas. Foto: Pixfiction/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Konflik antara India dan Pakistan yang saat ini sedang mereda tak serta-merta membuat harga emas kembali stabil. Namun, Di tengah ketidakpastian global ini emas logam mulia (LM) tetap menjadi instrumen lindung nilai yang diandalkan.
ADVERTISEMENT
Pengamat emas, Ibrahim Assuaibi, memproyeksi bahwa harga emas di Indonesia diperkirakan tetap stabil, dengan potensi koreksi yang sangat kecil.
“Koreksi (penurunan) untuk logam mulia itu sangat kecil. Koreksinya paling-paling maksimal hanya Rp 25.000,” ucap Ibrahim saat dihubungi kumparan, Minggu (11/5).
Berdasarkan situs Logam Mulia, harga emas Antam hari ini, Minggu (11/5), tetap berada di Rp 1.928.000 per gram, sama dengan hari sebelumnya. Sementara harga emas Galeri24 di situs resminya hari ini Rp 1.942.000 per gram, juga stabil dibandingkan hari sebelumnya.
Ibrahim mengatakan bahwa di saat seperti inilah waktu yang tepat untuk berinvestasi emas. “Karena bagi masyarakat saat ini dalam kondisi ekonomi tidak baik-baik saja, baik di domestik maupun luar negeri, yang satu-satunya terlindungi nilainya adalah di logam mulia atau di emas perhiasan,” ucap Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Tetapi, masyarakat juga diimbau jangan FOMO (fear of missing out) dalam hal jual-beli emas dalam keadaan seperti ini, karena berbarengan dengan itu, rupiah masih akan terus pelemahan, sehingga skenario emas yang naik lagi juga pasti bisa terjadi.
“Ini saat yang tepat, di saat ini untuk melakukan pembelian terhadap emas, tapi nggak FOMO ya,” tambah Ibrahim.
Terkait dampak dari perang Pakistan-India yang berlangsung selama beberapa hari itu, Ibrahim mengatakan bahwa dampaknya tidak akan begitu besar terhadap industri-industri berbasis emas di Indonesia.
“(Tidak memengaruhi) karena perangnya juga berlangsungnya sebentar gitu. Nah berbeda kalau perang antara Israel dengan Palestina,” tutur Ibrahim.
Ia juga mengaitkan kebijakan Amerika Serikat (AS) yang menurunkan tarif impor dari 125 persen menjadi 80 persen akhir-akhir ini. Menurutnya, langkah ini justru berpotensi mendorong kenaikan harga emas dunia, yang pada akhirnya dapat membawa posisi Indonesia kembali ke situasi sebelum konflik India-Pakistan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
ADVERTISEMENT
“(Tarif) 80 persen pun juga terlalu besar bagi China. Nah, ini yang akan memantik lagi ya, memanaskan situasi perang dagang. Dan ini yang akan membuat harga emas dunia itu naik lagi. Kalau harga emas dunia naik lagi, rupiahnya melemah, berarti harga (logam mulia) akan berada di 2 jutaan lagi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara Pakistan dan India pada Sabtu (10/5). Gencatan senjata terjadi usai Pakistan melakukan serangan balasan ke India.
"Setelah perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat selama semalam, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah menyetujui gencatan senjata penuh," tulis Trump dalam keterangannya.
Beberapa hari belakangan hubungan kedua negara tersebut memanas. Keduanya saling balas serangan menggunakan jet tempur, rudal, hingga drone. Konflik ini pun sempat dinilai dapat memengaruhi emas dunia hingga emas logam mulia.
ADVERTISEMENT
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.