Konflik Rusia-Ukraina Hambat Stok Minyak Nabati Global, GAPKI: Berkah Sawit RI

12 Oktober 2022 21:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat bahwa Rusia dan Ukraina, merupakan negara produsen penghasil minyak nabati bunga matahari yang menyuplai lebih dari 60 persen pasokan pasar global.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Komunikasi GAPKI, Tofan Mahdi, mengatakan adanya konflik antara Rusia dan Ukraina saat ini berdampak pada berkurangnya pasokan minyak nabati dunia, khususnya minyak bunga matahari dan kanola ke pasar minyak nabati global.
"Kekurangan pasokan ini lah yang idealnya diisi oleh minyak sawit sebagai minyak nabati yang paling produktif dan efisien dibandingkan minyak nabati yang lain," kata Tofan kepada kumparan, Rabu (12/10).
Tofan menjelaskan, kondisi ini menjadi keuntungan bagi Indonesia yang merupakan negara produsen minyak sawit. Data Oil World melansir, pada tahun 2021 Indonesia menyuplai lebih dari 29,7 juta ton minyak sawit ke pasar global, atau setara dengan 55 persen dari total permintaan minyak sawit global yaitu 53,5 juta ton.
Ilustrasi perkebunan sawit di Malaysia. Foto: ashadhodhomei/Shutterstock
Sejak adanya konflik yang memanas antara Rusia-Ukraina, Tofan mencatat adanya tren kenaikan ekspor minyak sawit Indonesia. Apalagi, saat ini pemerintah terus mendorong percepatan ekspor sawit setelah sempat dilakukan pembatasan ekspor sementara.
ADVERTISEMENT
"Pastinya ada peningkatan ekspor yang signifikan. Faktor eksternal karena memang demand atas palm oil di pasar global tinggi. Dari domestik, karena kebijakan pemerintah yang makin kondusif mendorong ekspor minyak sawit," ujar dia.
Minyak sawit telah menjadi salah satu minyak nabati yang paling penting, yang menyediakan lebih dari 30 persen dari pasokan minyak nabati dunia. GAPKI mencatat, permintaan minyak sawit untuk pangan dunia dan untuk biofuel akan terus meningkat setiap tahun.